jpnn.com - Mie instan mungkin sudah menjadi makanan favorit bagi banyak orang. Maklumlah, selain harganya yang terjangkau, cara memasak yang cepat dan mudah bagi Anda yang serba sibuk, mie instan produksi Indonesia juga rata-rata memiliki rasa yang khas yang bikin orang ketagihan. Meski sangat bersahabat di lidah dan kantong Anda, tapi mengonsumsinya secara berlebihan juga tidak baik lho untuk kesehatan.
Hingga saat ini, memang belum ada kasus yang langsung membuktikan bahaya mie instan bagi kesehatan. Namun, akumulasi dari frekuensi mengonsumsi mie instan yang terlampau sering akan menyebabkan banyaknya bahan artifisial yang menumpuk dalam tubuh.
BACA JUGA: Patah Hati Bisa Berakibat Penyakit Jantung?
Sebuah eksperimen oleh dr. Braden Kuo dari Massachusetts General Hospital mengungkap seperti apa kondisi perut dan pencernaan setelah kita mengonsumsi mie instan. Seperti yang dilansir dari Meetdoctor.com, Kuo menggunakan kamera seukuran pil untuk mengintip aktivitas pencernaan setelah mengonsumsi mie instan, dan inilah fakta-fakta yang ditemukannya:
BACA JUGA: Waspada, Ini Penyebab Kondom bisa Sobek
1.Mie instan yang Anda makan tidak langsung tercerna, bahkan berjam-jam setelah proses pencernaan terjadi.
Bahkan setelah lewat dua jam, mie instan tetap utuh, berbeda dengan mie yang dibuat sendiri tanpa proses kimiawi. Hal ini cukup mengkhawatirkan, mengingat tekanan yang mungkin diterima oleh sistem pencernaan Anda akibat konsumsi mie instan, yang memaksa kerja pencernaan hingga berjam-jam untuk memproses makanan yang banyak mengandung bahan kimia dan sedikit sekali serat.
BACA JUGA: Ini Peringatan untuk Pria yang Suka Memangku Laptop
Akhirnya, proses penyerapan nutrisi bagi tubuh pun terganggu. Apalagi ditambah kadar nutrisi dalamnya yang sangat sedikit untuk tubuh, digantikan dengan bahan penambah rasa, pengawet beracun jenis tertiary-butyl hydroquinone (TBHQ) yang bisa tinggal di dalam perut dalam waktu yang lama tanpa bisa diketahui dampaknya bagi kesehatan dalam jangka panjang.
2.Adanya kandungan TBHQ dalam jumlah yang tinggi bisa berpotensi membahayakan nyawa seseorang
TBHQ adalah ampas dari hasil pengolahan petroleum dan biasanya dicantumkan dalam kemasan makanan sebagai antioksidan. TBHQ sebenarnya adalah bahan kimia sintetis dengan kandungan antioksidan, bukan antioksidan alami yang dibutuhkan tubuh. Bahan kimia ini akan mencegah oksidasi lemak dan minyak, sehingga awet disimpan dalam waktu yang lama sekalipun. Selain dalam makanan dan makanan cepat saji, TBHQ bisa pula ditemukan dalam produk-produk pestisida dan pelapis kayu, serta kosmetik dan parfum untuk mengawetkannya saat pemakaian.
TBHQ akan sangat berbahaya jika dikonsumsi sebanyak lebih dari 400 mg per kilogram berat badan seseorang. Saat TBHQ ada di dalam tubuh hingga sebanyak lima gram, berpotensi mematikan bagi orang yang mengonsumsinya. Satu gram saja konsumsi TBHQ berpotensi sebabkan mual, muntah, tinnitus, halusinasi, sensasi seperti tercekik hingga pingsan.
Tanpa Anda sadari, hasil dari konsumsi mi instan dalam frekuensi yang tinggi sangat bisa menyebabkan terjadinya efek samping jangka panjang yang merusak liver, mutasi sel, perubahan biokimia dan masalah reproduksi.
3. Mie instan bisa menyebabkan terjadinya sindrom metabolik, terutama pada wanita
Wanita bisa dengan mudah mengalami obesitas, kenaikan tekanan darah, gula darah, triglycerides dan kadar kolesterol sehat HDL yang rendah, beberapa kelompok gejala gangguan metabolik. Jika terdapat tiga saja dari gejala-gejala tersebut yang dialami, maka risiko menderita diabetes dan penyakit jantung juga akan bertambah.
Rutin mengonsumsi mie instan akan menghalangi terserapnya nutrisi penting seperti protein, kalsium, fosfor, zat besi, potassium, vitamin A, niacin dan vitamin C dibandingkan mereka yang tidak memakan mie instan sama sekali. Sebungkus mie instan saja sudah mengandung 2,700 miligram sodium, yang menyebabkan menumpuknya lemak yang tidak menyehatkan.
4.Bahaya MSG atau monosodium glutamate yang tidak bisa diabaikan
Di dalam mi instan, terdapat kandungan MSG yang juga merupakan excitotoxin. Ini bisa membuat sel-sel saraf bekerja terlalu berlebihan hingga mengalami kerusakan bahkan kematian, menyebabkan adanya disfungi otak dan kerusakan yang berbahaya. Bisa menimbulkan kondisi gangguan otak dan saraf seperti penyakit Alzheimer's, Parkinson's, Lou Gehrig's, dan lainnya.
MSG merupakan obat penggemuk yang paling ampuh dan sering digunakan bagi tikus-tikus laboratorium untuk kepentingan percobaan. Jika Anda ingin menjaga berat badan tetap ideal, sebisa mungkin hindari MSG. (flo/jpnn).
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bahaya! Jangan Sampai Anda Kurang Tidur
Redaktur : Tim Redaksi