jpnn.com, SURABAYA - Sepekan terakhir warga Simo Gunung RT 08, RW 08, Kelurahan Simomulyo Baru, Surabaya dikagetkan dengan kemunculan ulat bulu.
Jumlahnya sangat banyak. Merambat di tembok, bahkan masuk ke rumah.
BACA JUGA: Warga Berburu Ulat Bulu untuk Jadi Lauk dan Camilan
''Bangun tidur, eh ada ulat, ya kaget,'' ujar Fahmiati, salah seorang warga. Rumahnya berada tepat di samping lahan kosong milik Iskandar.
BACA JUGA : Warga Berburu Ulat Bulu untuk Jadi Lauk dan Camilan
BACA JUGA: Mengerikan, Kampung Ini Diserang Ribuan Ulat Bulu
Diduga, ulat itu berasal dari lahan yang tidak terurus tersebut. Rido Wicaksono, warga lain, mengatakan bahwa ulat biasanya muncul ketika pagi.
BACA JUGA: Mobil Jazz Kecelakaan Hanya Gara-Gara Ulat Bulu
Ulat-ulat tersebut menyebar ke rumah warga lewat tiupan angin. Saat matahari menyengat, jumlahnya berkurang dan kembali banyak ketika sore.
BACA JUGA : Mengerikan, Kampung Ini Diserang Ribuan Ulat Bulu
Khawatir semakin banyak dan menyebar, warga membunuhnya dengan menggunakan air sabun cuci, garam, dan Porstex.
''Terpaksa kami semprot tiap pagi dan sore,'' ucap Rido.
Lurah Simomulyo Baru Habib mengatakan bahwa fenomena kemunculan ulat bulu tersebut bukan kali pertama di wilayah Sukomanunggal.
Hal serupa pernah terjadi saat musim hujan tahun lalu di Simo Hilir. Namun, saat itu tidak sebanyak seperti sekarang.
''Sekarang banyak, makanya sampai naik ke tembok rumah warga,'' ungkapnya.
Mengatasi kondisi itu, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Surabaya.
''Teman-teman DKPP bakal turun untuk menyemprot besok (hari ini, Red). Setelah itu, pepohonan di lahan itu dibabat dan dibersihkan,'' jelas Habib.
Menurut dia, ulat bulu muncul karena lahan kosong tersebut tidak dibersihkan warga. Akibatnya, ulat tumbuh dan berkembang.
Terlebih ketika musim hujan. Perkembangbiakannya semakin cepat. ''Pemilik lahan kosong harus membersihkannya secara berkala karena berbahaya secara kesehatan,'' tambahnya. (his/c15/any/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Teror Ulat Bulu Hantui Warga
Redaktur & Reporter : Natalia