Hilang di Afghan, 6 Tentara Inggris Diduga Tewas

Kamis, 08 Maret 2012 – 08:18 WIB

LONDON - Pasukan Inggris kehilangan personelnya di selatan Afghanistan. Enam tentara Negeri Ratu Elizabeth II dilaporkan hilang di Provinsi Helmand. Ada perkiraan dan dugaan kuat bahwa mereka tewas terbunuh saat patroli dan setelah kendaraan tempur mereka meledak.

"Saya mendapat tugas untuk melaporkan bahwa enam tentara kami hilang. Mereka diduga tewas saat melakukan patroli," ujar Juru Bicara Kementerian Pertahanan Inggris Letnan Kolonel Gordon Mackenzie, Rabu (7/3).
 
Lima di antara tentara itu adalah personel militer dari Batalyon 3 Resimen Yorkshire dan seorang lain anggota Batalyon 1 Resimen Duke of Lancaster. Dengan kejadian itu, total korban tewas tentara Inggris di Afghanistan telah melampaui 400 orang.

Mackenzie mengungkapkan, sebuah ledakan menghajar kendaraan tempur lapis baja jenis Warrior yang ditumpangi enam tersebut tersebut Selasa lalu (6/3). Saat itu, mereka berpatroli di Provinsi Helmand, wilayah rawan di selatan Afghanistan. Di kawasan itu sebagian besar tentara Inggris ditempatkan selama ini.

Kelompok militan Taliban melawan dengan kekuatan penuh untuk mengontrol Helmand. Wilayah itu menjadi pusat dari separo produksi opium di Afghanistan. Opium menjadi bisnis penting dan juga sumber pendapatan utama pemberontak Taliban di Afghanistan.

Hilangnya atau tewasnya tentara Inggris itu menambah panjang daftar tentara asing yang menjadi korban konflik di Afghanistan. Hingga Maret ini, 54 tentara NATO tewas di negara tersebut. Itu termasuk 38 tentara Amerika Serikat (AS) dan empat tentara Inggris.

Keluarga enam tentara tersebut telah diberitahu tentang insiden itu. Perdana Menteri (PM) David Cameron pun menggambarkan kejadian tersebut sebagai hari yang buruk dalam sejarah Inggris. "(Insiden) ini akan mengingatkan kita betapa besarnya harga yang harus kita bayar untuk misi di Afghanistan. Pengorbanan tentara kita telah terjadi dan misi ini akan kita lanjutkan," tuturnya.

"Saya yakin, ini tugas penting kita untuk menciptakan stabilitas nasional di dalam negeri (Afghanistan), tapi akan diambil alih oleh tentara mereka secara bertahap. Dan kami ingin melihat masa transisi ini berjalan," papar Cameron.

Sebelum tragedi ituterjadi, total korban tewas tentara Inggris yang bertugas di Afghanistan mencapai 398 orang sejak operasi militer dimulai pada Oktober 2001.

Jika kabar tewasnya enam tentara itu terbukti, insiden tersebut akan menjadi tragedi dengan korban jiwa personel militer Inggris terbesar dalam satu peristiwa setelah insiden pada 2006. Saat itu, sebuah pesawat Nimrod celaka dan menewaskan 14 tentara.

Menteri Pertahanan (Menhan) Inggris Phillip Hammond menegaskan bahwa insiden itu tak akan menyurutkan tekad militer negaranya untuk melanjutkan tugas mereka sebagai bagian dari pasukan NATO di Afghanistan.

"Saya mengecam keras mereka yang bertanggung jawab di balik insiden tersebut. Namun, mereka tak akan mampu menghentikan misi kami melindungi kemanan nasional di dalam negeri dan di Provinsi Helmand yang sudah sangat maju," ungkap Hammond. "Bekerja sama dengan pasukan keamanan lokal, militer kami terus berupaya membangun Afghanistan yang mandiri," lanjutnya.

Saat ini Inggris menempatkan sekitar 9.500 tentaranya di Afghanistan. Tapi, Juli tahun lalu Cameron mengumumkan bahwa pemerintahannya bakal mengurangi pasukan Inggris hingga 500 orang pada akhir 2012. Inggris akan mengakhiri operasi mereka di Afghanistan pada akhir 2014. Perang Afghanistan telah menjadi isu yang tidak populer baik di Eropa maupun AS.

Kepala Staf Angkatan Bersenjata (AB) Inggris Jenderal Sir David Richards menuturkan bahwa enam tentara yang hilang itu sedang melaksanakan "tugas berbahaya namun penting". "Mereka melakukan patroli untuk meningkatkan keamanan di Helmand. Proses transisi ini memberikan kesempatan bagi warga Afghanistan untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka menolak keberadaan Taliban dan hidup secara normal," tandasnya.

Jumlah tentara Inggris yang tewas di Afghanistan turun tahun lalu. Tetapi, selain AS, Inggris kehilangan tentaranya lebih banyak daripada negara-negara lain yang terlibat dalam misi NATO di Afghanistan. (AFP/RTR/cak/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kremlin Milik Putin Lagi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler