Hindari Urus Negara Sesuai Selera Ketum Parpol

Kamis, 28 Februari 2013 – 00:01 WIB
JAKARTA - Pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, menilai partai politik saat ini telah melakukan kesalahan dalam menjalankan fungsinya. Parpol yang harusnya memberi pendidikan politik dan menggembleng kader, justru terjebak dalam praktik korupsi.

Menurut Siti, parpol yang korup akan berimbas pada demokrasi yang dibangun. "Partai politik yang korup akan melahirkan demokrasi yang korup pula," kata Siti dalam Dialog Kenegaraan bertema "Imbas Prahara Parpol ke Politik di Daerah" di gedung DPD, Jakarta, Rabu (27/2).

Menurutnya, parpol justru tidak memberikan pendidikan politik maupun membina kader. Akibatnya, semua internal parpol porak-poranda karena dibangun berdasarkan oligarki maupun dikotomi senior-yunior.

"Dalam Parpol mestinya itu tidak ada. Yang harus ditumbuh-kembangkan adalah iklim dialog dan saling berdebat untuk merumuskan keputusan terbaik berdasarkan ideologi masing-masing Parpol," ujar Siti.

Yang lebih memprihatinkan, lanjut Siti, parpol terjebak untuk membesarkan satu figur saja. "Akibatnya, sesederhana apa pun sistem yang dibangun dan dimiliki satu parpol tidak pernah jalan karena menghabiskan energinya untuk menjaga satu figur ketua umum," ungkapnya.

Ia pun mengingatkan bahwa menyerahkan urusan politik hanya kepada elit dan ketua umum partai, sama saja menyerahkan urusan bangsa dan negara ini sesuai dengan selera mereka. "Akibatnya, saat ini negara sudah menjadi serba seolah-olah. Kita seolah-olah demokrasi, seolah-olah otonomi dan seolah-olah akuntabel," tegasnya. (fas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bukti Baru Honorer K1 Ditenggat 8 Maret

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler