jpnn.com, JAKARTA - Pertemuan Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto, Ketua Dewan Pembina PAN Amien Rais dengan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab di Mekah memunculkan beragam spekulasi. Antara lain terkait kemungkinan Prabowo bakal menggandeng Habib Rizieq sebagai calon wakil presiden (cawapres) untuk Pemilu 2019.
Namun, pengamat politik Adi Prayitno menilai peluang Rizieq untuk menjadi cawapres pendamping Prabowo sangat kecil. Dalam pandangan Adi, ada kalkulasi politik yang membuat Prabowo tak akan mau menjadikan Rizieq sebagai cawapres.
BACA JUGA: PSI Segera Beber Hasil Polling soal Bakal Cawapres Jokowi
Menurut Adi, Gerindra lebih membutuhkan dukungan partai politik lain untuk memenuhi ambang batas mengusung pasangan calon presiden-cawapres. Sedangkan Rizieq bukanlah tokoh partai politik.
"Syarat mengajukan pasangan calon presiden minimal memiliki 20 persen kursi di DPR atau meraih 25 persen suara nasional pada Pemilu 2014 lalu, cukup besar. Jadi, mungkin saja di Pilpres 2019 tersaji sebuah kejutan, tapi sepertinya bukan Habib Rizieq jawabannya," ujar Adi kepada JPNN, Selasa (5/6).
BACA JUGA: Semoga Amien & Prabowo Ingatkan Habib Rizieq soal Kasusnya
Alasan lainnya, kata Adi, selama ini resistensi terhadap Habib Rizieq di masyarakat juga cukup besar. Karena itu, pengajar di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarief Hidayatullah Jakarta tersebut meyakini Prabowo tak akan menambah resistensi dengan menggandeng Rizieq.
"Saya lebih meyakini kejutan yang terjadi di Pilpres 2019 mendatang itu seperti Prabowo berduet dengan Agus Harimurti Yudhoyono atau tokoh lain melawan Jokowi (Joko Widodo, red). Jadi sekali lagi, bukan Habib Rizieq," pungkas Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia ini.(gir/jpnn)
BACA JUGA: Pemerintah Harus Berhati-Hati Memakai Pinjaman Bank Dunia
BACA ARTIKEL LAINNYA... Didoakan Anak Yatim, Cak Imin Makin Pede Jadi Cawapres
Redaktur & Reporter : Ken Girsang