jpnn.com, PROBOLINGGO - Kawanan hiu paus (whale shark) atau popular dengan sebutan hiu tutul yang biasa muncul pada musim penghujan kembali terlihat di perairan Probolinggo.
Kawanan mamalia dengan nama Latin Rhincodon Typus itu muncul di perairan laut Probolinggo.
“Informasinya sejumlah warga terutama nelayan mulai menjumpai sekumpulan hiu tutul. Tolong demi kelestarian, hiu tutul jangan diganggu apalagi ditangkap,” kata Kasat Polair Polres Probolinggo, AKP Slamet Prayitno.
Menurutnya, para nelayan di Probolinggo, Pulau Giliketapang, hingga perairan Paiton, Kabupaten Probolinggo sudah akrab dengan hiu tutul. Mereka tidak akan mengganggu satwa laut yang jinak dan pemakan plankton itu.
BACA JUGA: Kasihan, Bangkai Hiu Tutul ini Diinjak Warga Demi Konten Foto
Di kalangan nelayan Probolinggo hiu tutul biasa disebut “ki-kaki”. Sebagian nelayan bahkan meyakini, jika muncul sekawanan hiu tutul berarti di perairan tersebut banyak ikan.
“Sehingga nelayan tidak mengganggu ki-kaki karena justru sebagai penanda datangnya rezeki di laut,” kata Hasan, nelayan di Probolinggo.
BACA JUGA: Hiu Tutul Raksasa Terdampar di Bibir Pantai Sontoh, Kondisinya Mengenaskan
Hal senada dibenarkan Midun, Desa Giliketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo. Biasanya di tempat ikan hiu tutul mencari makan banyak planktonnya sehingga ikan-ikan lain juga berkumpul di situ,” katanya.
Perairan di Probolinggo yang biasanya menjadi tempat munculnya hiu tutul di antaranya di kawasan Pelabuhan Probolinggo (baru).
“Selain di kawasan pelabuhan baru, ikan tutul biasanya muncul di perairan Pantai Bentar, Kabupaten Probolinggo,” kata AKP Slamet.
Perairan Pulau Giliketapang di sebelah utara Kota Probolinggo juga menjadi langganan hiu tutul muncul. Bahkan, satwa yang badannya bertutul-tutul itu biasa menyapa para wisatawan yang berangkat dan pulang dari peraian Giliketapang untuk snorkeling.
“Kapan hari saat saya dan teman-teman kumkum (berendam) di laut di kawasan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan, sempat menjumpai ikan hiu tutul berenang ke arah timur,” ujar Gogon Harum, warga Kota Probolinggo.
Munculnya hiu tutul diduga terkait banyaknya plankton yang menjadi makanan satwa tersebut di perairan laut Probolinggo. Garis pantai Probolinggo sepanjang Tongas-Paiton (56 Km) yang kaya makanan alami (plankton) menjadi sasaran hiu tutul.
Hiu tutul dewasa yang biasa muncul di perairan Probolinggo panjangnya 6-7 meter dan lingkar perut 2-3 meter.
Masih terkait hiu tutul, pada 2009 silam, Darcy Bradley, usia 26 tahun, peneliti dari Eco-Ocean, lembaga nirlaba (non-profit) di Australia menyempatkan datang ke Pantai Bentar, Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo.
Perempuan yang bekerja untuk situs penelitian hiu tutul, www.whaleshark.org itu meneliti hiu-hiu tutul di perairan Pantai Bentar.
Darcy mengatakan, ekosistem pantai yang banyak ditumbuhi hutan tanaman pantai (mangrove) seperti bakau dan api-api menyediakan plankton yang melimpah. Ini karena plankton banyak bersarang di kawasan hutan mangrove.
Dengan kata lain, hiu-hiu itu akan menjadi pelanggan tahunan untuk menyantap plankton di perairan pantai yang dangkal.
”Sehingga kalau sampai hiu-hiu itu tidak lagi muncul lagi, berarti eksosistemnya bermasalah,” ujar Darcy saat itu. (ngopibareng/jpnn)
Redaktur & Reporter : Natalia