JAKARTA - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) mengadakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke 2. Dari hasil Rakernas, HKTI akan mendukung Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional HKTI, Prabowo Subianto sebagai calon Presiden RI 2014-2019.
"HKTI yakin Prabowo merupakan sosok yang mampu membawa dan membela kepentingan kaum tani," ujar Sekretaris Jenderal DPN HKTI, Fadli Zon dalam keterangan pers, Minggu (28/4).
HKTI sambung Fadli, memandang kualitas hidup petani Indonesia masih sangat jauh dari sejahtera. Oleh karena itu, butuh pemimpin yang benar-benar memiliki keberpihakan pada kaum tani.
"Pak Prabowo adalah sosok yang pantas dan layak didukung oleh HKTI. Ini merupakan aspirasi dari seluruh DPD HKTI se-Indonesia," ucap Fadli.
Selain menetapkan dukungan terhadap Prabowo sebagai calon presiden 2014, pria yang menjabat sebagai wakil ketua umum Partai Gerindra itu mengatakan, Rakernas HKTI juga menetapkan sejumlah hal strategis lain.
"Seperti mengawal dan mendesak DPR-pemerintah untuk segera menetapkan RUU Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, pembenahan sistem irigasi, penghapusan kartel impor, dan pengendalian impor komoditas pangan," pungkasnya. (gil/jpnn)
"HKTI yakin Prabowo merupakan sosok yang mampu membawa dan membela kepentingan kaum tani," ujar Sekretaris Jenderal DPN HKTI, Fadli Zon dalam keterangan pers, Minggu (28/4).
HKTI sambung Fadli, memandang kualitas hidup petani Indonesia masih sangat jauh dari sejahtera. Oleh karena itu, butuh pemimpin yang benar-benar memiliki keberpihakan pada kaum tani.
"Pak Prabowo adalah sosok yang pantas dan layak didukung oleh HKTI. Ini merupakan aspirasi dari seluruh DPD HKTI se-Indonesia," ucap Fadli.
Selain menetapkan dukungan terhadap Prabowo sebagai calon presiden 2014, pria yang menjabat sebagai wakil ketua umum Partai Gerindra itu mengatakan, Rakernas HKTI juga menetapkan sejumlah hal strategis lain.
"Seperti mengawal dan mendesak DPR-pemerintah untuk segera menetapkan RUU Perlindungan dan Pemberdayaan Petani, pembenahan sistem irigasi, penghapusan kartel impor, dan pengendalian impor komoditas pangan," pungkasnya. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polemik Kasus Susno Dituding Tutupi Kasus Besar
Redaktur : Tim Redaksi