“Sekarang saja telah ada sekitar 10 orang pengikut aliran Laduni di Kabupaten Aceh Barat. Kalau para Ulama dan organisasi Islam lainnya tidak merespon cepat, mungkin para pengikutnya akan terus bertambah banyak,” tegas Ridwandi, Ketua HMI Cabang Meulaboh.
Terpengaruhnya beberapa orang warga Aceh Barat menjadi pengikut setia Laduni, dinilai HMI, karena minim pemahaman tentang ajaran agama Islam. Kekhawatiran terus bertambah pengikut aliran sesat ini, bisa dikategorikan karena tipisnya iman seseorang. Sehingga sangat mudah terpengaruh saat diasut masuk menjadi pengikut Laduni.
Mendengar kebiasaan pengikut beribadah aliran Laduni ini, tentu sangat bertolak belakang dengan aktivitas ibadah umat berbagama Islam pada umumnya. Karena pada aliran Laduni tidak menunaikan ibadah shalat Jum’at, hanya melakukan shalat tiga waktu dalam sehari, dan mempercayai jika guru mereka adalah malaikat dan kebiasaan aneh lainnya. “Ini jelas aliran sesat,” tegas Ridwandi.
HMI Meulaboh sangat mengharapkan kepada masyarakat setempat agar jangan merespon secara emosional terhadap keberadaan aliran tersebut, yang dikhawatirkan dapat menimbulkan tindakan main hakim sendiri.
“Masyarakat jangan cepat emosi untuk dalam menyikapi keberadaan aliran Laduni ini. Pokoknya jangan sampai macam kasus yang di Sampang lah, sampai ada jatuh korban jiwa. Biarlah Ulama yang berbicara untuk membubarkan aliran sesat tersebut” pintanya.
Lima warga Aceh Barat pengikut Laduni adalah, dua orang dari Desa Meunasah Rambut, yakni Bakhtiar dan Tgk Joni atau disapa Tgk Beliu Tapa. Sedangkan empat pengikut dari Desa Beureugang, adalah Aji, Jhon, Zulkifli, dan Zulkarnaini. (den)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dihajar Polisi Saat Penyergapan, Keluarga Tak Terima
Redaktur : Tim Redaksi