HNW Dorong Santri Gontor Seperti Ulama Pendiri Bangsa

Rabu, 17 Januari 2018 – 20:31 WIB
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid bersama santri Gontor. Foto: Setpres

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) mendorong agar para santri tidak minder dalam kehidupan keumatan dan Keindonesiaan

Ini disampaikannya di hadapan 43 santri Gontor yang menempuh pendidikan pada jenjang Universitas Darul Salam.

BACA JUGA: OSO: Anggota MPR Fokus, Tak Boleh Terganggu Tahun Politik

"Kita jangan minder," ujar HNW, di Ruang GBHN, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Kamis (17/1).

Dalam kesempatan tersebut, HNW mencontohkan para ulama yang menjadi anggota BPUPK, panitia yang dibentuk mempersiapkan Indonesia merdeka.

BACA JUGA: Zulkifli Minta Pemerintah Prioritaskan Panen Dalam Negeri

Dia mengatakan, ulama yang berasal dari ormas Islam seperti NU, Muhammadiyah, Persis, PUI, Syarekat Islam, mampu berdebat setara dengan anggota BPUPK lainnya saat mempersiapkan dasar dan landasan negara.

Menurut HNW, yang juga alumni Gontor, para ulama saat itu dihormati oleh berbagai pihak.

BACA JUGA: Bamsoet Pimpin DPR, Ini Harapan Ketua MPR

Ketika dibentuk Panitia sembilan, di mana 4 orang wakil kelompok Islam, para ulama yang berasal dari NU, Muhammadiyah, dan Sarekat Islam, juga sangat berperan dalam menyusun dasar negara Pancasila dan UUD Tahun 1945.

HNW membuktikan peran besar para ulama yang terhimpun dalam Panitia 9 dalam menggagas Indonesia tercermin dalam Pancasila dan Pembukaan UUD.

"Dalam pembukaan UUD banyak nilai-nilai yang diperjuangkan para ulama seperti berkat rahmat Allah Indonesia merdeka, ada nilai-nilai kemanusiaan, dan perjuangkan kemerdekaan bagi seluruh bangsa," paparnya.

Pancasila 22 Juni 1945, Sila I menggambarkan adanya peran ulama dalam mewujudkan keinginan umat Islam.

Meski para ulama sangat berpengaruh dalam BPUPK dan PPKI namun para ulama sangat toleran dan mendahulukan kepentingan bangsa dan bernegara.

"Bukti para ulama mendahulukan kepentingan bangsa Indonesia, mereka menerima tujuh kata dalam Sila I Pancasila 22 Juni dihapus. Ulama menerima penghapusan tujuh kata karena tidak ingin Indonesia pecah," tambahnya. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ali Taher: Sosialisasi 4 Pilar di Papua Sangat Strategis


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
MPR  

Terpopuler