jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengapresiasi banyaknya warga, tokoh masyarakat, dan pemuka dari beragam agama (termasuk Rabi Yahudi serta Pastor Kristiani) yang mengecam dan menolak kejahatan Israel terhadap warga Palestina.
Kepedulian tokoh masyarakat dan pemuka dari beragam agama kepada bangsa Palestina, kata Hidayat merupakan bukti adanya keprihatinan bersama dan berlakunya ajaran agama yang mengajarkan kepedulian terhadap kemanusiaan. Serta menolak segala bentuk kejahatan, apalagi yang massif dan terstruktur, di-back up oleh kezaliman kekuasaan.
BACA JUGA: UAS: Mengapa Israel Ingin Kuasai Palestina yang Tandus dan Kering Kerontang?
HNW sapaan akrab Hidayat mencatat bahwa, selain massa dan tokoh-tokoh masyarakat atau pemuka agama Islam, banyak juga massa dan pemuka agama Yahudi maupun Katolik yang ikut demonstrasi, menyampaikan kecaman terhadap tindakan brutal Israel terhadap Palestina.
Menurutnya ini membuktikan ajaran agama hakekatnya bisa bertemu dengan kepedulian membela kemanusiaan dan melawan segala bentuk ketidakadilan.
BACA JUGA: Gempa Guncang Kabupaten Bandung, Begini Analisis BMKG
“Jadi, tidak perlu hanya menjadi muslim, atau berideologi khilafah untuk menolak kejahatan penjajahan Israel di Palestina, meski mayoritas warga di Palestina beragama Islam dan tidak berideologi khilafah. Tetapi, cukup menjadi manusia sehat untuk melihat ketidakadilan brutal dan pelanggaran berulang terhadap kemanusiaannya warga Palestina. Rabbi dari kelompok Yahudi Ortodoks di Amerika Serikat pun ikut demo kecam kejahatan Israel, membakar bendera Israel dan mendukung Palestina. Bahkan, Pastor Manuel Musallam di Palestina lebih keras lagi, dia menyerukan umatnya untuk melawan Israel,” kata HNW, Rabu (19/5).
Menurut dia ada pula Asosiasi Karyawan Yahudi di Kantor Google yang mendesak agar perusahaan tersebut memberikan kecaman terhadap serangan Israel ke Palestina karena telah mengakibatkan banyak korban.
BACA JUGA: Avanza Putih Melintas dengan Kecepatan Tinggi, Polisi Terus Mengejar, Lihat Tuh Barang Buktinya
Oleh karena itu, dia mengaku heran ketika di Indonesia ada sebagian orang yang mengalihkan isu dan membelokan ketidakadilan ini dengan isu ideologi khilafah, kemudian menyalahkan Hamas yang membela Bangsa Palestina, lalu bersimpati serta mendukung Israel padahal menjajah Palestina.
Menurut HNW, sikap pengalihan isu tersebut diperlukan oleh pihak Israel dan pendukungnya, untuk menutupi kejahatan kemanusiaan Israel, yang sudah mereka lakukan sejak sebelum tahun 1948-an, ketika mereka memproklamasikan negara Yahudi di atas tanah milik warga Palestina.
“Sejak saat itu kejahatan dan teror zionis Israel berlanjut terus hingga perang tahun 1967 yang dilawan oleh pejuang2 Palestina dalam organisasi PLO maupun Fatah. Sampai saat itu Hamas belum lahir, karena publik juga tahu bahwa Hamas baru dideklarasikan pd tahun 1987. Hamas juga ikut Pemilu, dan karenanya tidak berideologi khilafah. Hamas bersama Jihad Islam, Fatah dllnya, sekarang bersatu membela bangsa Palestina melawan agresi Israel sang penjajah,” ujarnya.
“Bisa dipastikan bahwa Rabbi, Pastor, dan Asosiasi Karyawan Yahudi serta puluhan ribu warga yang demo di AS, Eropa, Australia, hingga Jepang, menentang kejahatan Israel dan mendukung Palestina. Mereka banyak yang non-muslim, dan yang muslim pun juga tidak berideologi khilafah, dan tidak berafiliasi dengan Hamas,” tambahnya.
Wakil Ketua Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini mengatakan bahwa umat beragama termasuk di Indonesia bahu-membahu bersama seluruh komponen masyarakat dan negara, membela bangsa yang ditindas seperti Palestina, dan menentang penjajahan dan kejahatan yang dilakukan oleh zionis Israel terhadap Palestina dan Masjidilaqsa beserta jemaahnya.
HNW menilai, warisan wawasan kebangsaan dan sikap politik para pendiri Bangsa serta Pimpinan Negara dan Undang-Undang Dasar 1945 sudah lebih dari cukup untuk menjadi rujukan wawasan bernegara yang konstitusional dan mensejarah bahwa Indonesia ikut mengurusi Palestina. Dengan menolak penjajahan Israel sert membela perjuangan Palestina.
“Sila kedua dari Pancasila dan Alinea pertama dan keempat pembukaan UUD NRI 1945 adalah landasan konstitusional yang sangat jelas untuk soal itu. Sikap politik dan kenegarawanan Presiden-Presiden RI sejak Buang Karno hingga Joko Widodo, juga menegaskan konsistensi mengurusi Palestina dan Israel,” ujarnya.
Sudah sewajarnya menurut HNW apabila Menteri Luar Negeri RI sekarang hadiri Sidang Umum PBB untuk urusi masalah Palestina dan Israel. Demikian juga Perwakilan RI di Perserikatan Bangsa Bangsa.
Sikap DPR/MPR RI dan pimpinannya juga partai-partai, bahkan ormas-ormas yang sudah lahir sebelum Indonesia merdeka, seperti Muhammadiyah dan NU juga bersikap konsisten mengurusi masalah Palestina dan Israel. Mereka mendukung kemerdekaan Palestina, menolak penjajahan oleh Israel.
"Sikap tersebut sudah sangat tepat diambil sebagai bangsa yang beradab dan wawasan kebangsaan yang benar ini penting dipahami untuk menghindarkan warga dari wawasan kebangsaan yang menyimpang dari yang sebenarnya," kata HNW. (ikl/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti