HNW Sebut Israel Tak Hargai Yerusalem sebagai Kota Suci Tiga Agama

Senin, 24 Mei 2021 – 16:29 WIB
Wakil Ketua MPR-RI Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid, M.A mengutuk keras serangan kembali dan tindakan represif Israel terhadap jemaah Masjid Al Aqsha. Foto: Reuters

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR-RI Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid, M.A mengutuk keras serangan kembali dan tindakan represif Israel terhadap jemaah Masjid Al Aqsha di Yerusalem yang terjadi pascagenjatan senjata, atau Minggu (23/5).

“Ini membuktikan bahwa Israel memang tidak mau menghormati Yerusalem sebagai kota suci tiga agama. Juga Al-Aqsha sebagai masjid suci umat Islam, dan warisan dunia yang diakui UNESCO,” ujar Hidayat yang akrab dipanggil HNW ini melalui keterangannya di Jakarta, Senin (24/5).

BACA JUGA: Cerita Saksi Mata soal Situasi Terkini Konflik Palestina-Israel, Ya Ampun

Menurutnya, kejahatan Israel yang dilakukan psscagenctaan senjata bukan kali pertama kali terjadi.

Sebelumnya kekerasan aparat kepolisian Israel di kawasan Masjid Al Aqsha, juga sudah dilakukan. Peristiwa itu terjadi belum lewat 12 jam dari diumumkannya gencatan senjata antara Israel dengan Palestina.

BACA JUGA: Gencatan Senjata Sudah Disepakati, Raja Salman Baru Mengutuk Aksi Militer Israel

Tepatnya setelah shalat Jumat (21/5), aparat Israel melakukan serangan terhadap jemaah masjid Al Aqsha, kemudian serangan Israel tersebut berlanjut pada hari Minggu (23/5).

Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan 23 orang Palestina cedera akibat kekerasan Israel di Al Aqsha tersebut, sehingga total 97 korban cedera akibat kekerasan Israel di Tepi Barat pada hari yang sama.

HNW memperingatkan tindakan terbaru Israel ini berpotensi menggagalkan gencatan senjata antara Palestina dan Israel yang baru tercapai Jumat lalu (21/5). Terlebih adanya tindakan represi dan provokasi aparat Israel terhadap warga Palestina di Syaikh Jarrah, Yerusalem Timur.

“Kejahatan Israel di Al-Aqsha yang telah menyakiti jemaah shalat, belum lagi kebrutalan mereka di Syaikh Jarrah dan di wilayah Tepi Barat lainnya, sangat tidak sesuai dengan semangat kesepakatan gencatan senjata yang masih berlangsung, dan sudah diterima baik oleh masyarakat internasional, termasuk oleh PBB,” sambung HNW.

Tindakan aparat Israel pada hari Minggu (23/5) itu juga diikuti pembiaran masuknya 80 ekstremis Yahudi ke dalam kawasan Al-Aqsha.

“Keberadaan Israel di seluruh wilayah Yerusalem Timur, termasuk di Al-Aqsha, sejatinya tindakan melawan hukum internasional dan bertentangan dengan semangat Solusi Dua Negara yang diadopsi PBB," katanya.

Selain itu, lanjut HNW, masuknya ekstremis Yahudi di tengah gelombang demo besar di London, AS, Kanada, Perancis, Indonesia, Pakistan, dan di negara-negara lainnya yang mendukung Palestina, maka Israel sedang membuktikan kembali bahwa mereka tidak berkomitmen dengan terwujudnya perdamaian.

Israel juga dinilai tidak menghormati opini global soal tuntut keadilan.

"Melainkan berupaya menghadirkan provokasi, ekstremisme, terorisme, bahkan laku apartheid. Dan itu menandakan gagal dan tak perlunya “normalisasi” yang dikampanyekan Israel,” tegas HNW.

Oleh karena itu HNW memandang perlu adanya tekanan nyata terhadap Israel untuk bertanggungjawab atas terjadinya tindakan-tindakan kekerasan di Syaikh Jarrah, Tepi Barat, dan terlebih lagi di Al-Aqsha pascagencatan senjata.

“Israel harus diberi sanksi atas pembiaran terjadinya kekerasan-kekerasan pasca gencatan senjata terhadap Jemaah di Masjid Al-Aqsha dan di tempat lainnya," ungkapnya.

Dia meminta Israel juga harus bertanggung jawab atas dampak negatif yang bisa terjadi akibat pelanggarannya terhadap kesepakatan gencatan senjata.

"Agar ada jaminan perlindungan keamanan bagi umat dan Masjid Al Aqsha agar tetap damai, dan tidak lagi mendapatkan teror serta kekerasan yang dilakukan oleh ekstremis Yahudi dan aparat Israel," imbuhnya.

Indonesia, menurut HNW dapat bekerja sama dengan PBB, OKI, maupun pemerintah Palestina dan Kerajaan Yordania selaku pemegang otoritas di Al Aqsha, untuk memberikan kontribusi terbaik Indonesia demi terwujudnya situasi kondusif dengan gencatan senjata.

"Juga keadilan dan keamanan bagi Palestina, Masjid Al Aqsha, serta umat Islam Palestina di Al Aqsha,” ujar HNW. (jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler