jpnn.com, JAKARTA - Holding BUMN perbankan ditargetkan memperbesar kemampuan perbankan pelat merah seperti PT BTN untuk membiayai kredit perumahan di Indonesia.
Indonesia saat ini masih memiliki backlog atau kekurangan sebelas juta rumah.
BACA JUGA: Akhir 2019, BTN Incar Salurkan Kredit Perumahan untuk 800 Ribu Unit
BTN menjadi perbankan yang mayoritas mendanai kredit di sektor perumahan, baik subsidi maupun nonsubsidi, dengan ekuitas Rp 24,2 triliun.
Melalui skema holding, induk holding BUMN perbankan, yakni Danareksa, bisa memberikan suntikan dana ke BTN.
BACA JUGA: Kuartal 1 2019, Penyaluran Kredit BTN Capai Rp242 Triliun
”Pembiayaannya bisa dua kali hingga 2,5 kali lipat dibandingkan kemampuan saat ini,” kata Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN Gatot Trihargo, Senin (22/4).
Selain itu, pemerintah berencana memasukkan PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) ke holding.
BACA JUGA: BTN Gelar Akad Massal SerentakÂ
Perusahaan rintisan tersebut merupakan pengelola dompet digital BUMN LinkAja yang sahamnya dimiliki empat bank BUMN, Pegadaian, Jiwasraya dan Danareksa.
Di sisi lain, BTN terus memperluas cakupan bisnisnya dengan membeli 30 persen saham PT Permodalan Nasional Madani Investment Manajemen (PNMIM), anak usaha PT Permodalan Nasional Madani.
Direktur Utama Bank BTN Maryono mengatakan, perseroan bakal lebih leluasa menghimpun dan menyediakan dana murah jangka panjang.
”Bank BTN berharap dapat memberikan skema pembiayaan perumahan yang lebih terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Pada akhirnya akan semakin banyak masyarakat Indonesia yang bisa memiliki rumah yang murah dan terjangkau,” tuturnya. (vir/c10/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BTN Incar Peningkatan Fee Based Income
Redaktur : Tim Redaksi