jpnn.com, LJUBLJANA - Warga di Slovenia kini bisa kembali bernapas lega. Sebab, negeri di kawasan Balkan itu menjadi negara pertama di Eropa yang secara resmi menyatakan pandemi penyakit virus corona 2019 (COVID-19) telah berakhir.
Sebelumnya Slovenia mengumumkan COVID-19 sebagai epidemi pada 12 Maret silam. Negeri dari pecahan Yugoslavia juga sempat memberlakukan penguncian diri atau lockdown.
BACA JUGA: Sekali Lagi, Presiden Jokowi Ajak Masyarakat Berdamai dengan Corona
Namun, Pada Kamis lalu (14/5) Pemerintah Slovenia menyatakan status itu berakhir. “Seluruh indikator menunjukan perlambatan penularan virus terhadap populasi,” ujar Badan Nasional Kesehatan Masyarakat Slovenia.
Otoritas Slovenia mencatat pertambahan kasus baru COVID-19 setiap hari kurang dari 7 orang dalam dua pekan terakhir. Jumlah kasus COVID-19 di Slovenia hingga Minggu (17/5) dini hari mencapai 1.465, dengan angka kematian 103 jiwa.
BACA JUGA: Percaya Corona Peringatan dari Tuhan? Ini Sudah Ada Surveinya
Negeri dengan populasi 2 juta jiwa itu berbatasan darat dengan Italia yang masih kewalahan menghadapi pandemi virus corona. Selain dengan Italia, negara yang beribu kota di Ljubljana itu juga memiliki tetangga yang masih dilanda COVID-19, yakni Hongaria, Austria dan Kroasia.
Walakin, kini orang-orang dari berbagai negara anggota Uni Eropa yang mengunjung Slovenia tidak diharuskan menjalani karantina sekurang-kurangnya 7 hari sebagaimana awal April lalu. Menurut Perdana Menteri Slovenia Janez Jansa, negerinya telah menaklukkan epidemi itu selama lebih dari dua bulan terakhir.
BACA JUGA: Presiden Keras Kepala, Menteri Kesehatan Pilih Mundur
“Hari ini Slovenia menjadi memiliki gambaran epidemiologi terbaik di Eropa,” ujar Jansa di hadapan parlemen Kamis lalu.
Seiring berakhirnya epidemi maka beberapa kebijakan Pemerintah Slovenia termasuk program bantuan finansial kepada warganya yang terimbas epidemi virus corona akan dipungkasi pada akhir Mei mendatang. Namun, Slovenia tetap akan melarang warga asing yang menunjukkan gejala infeksi virus corona memasuki wilayahnya.
Selain itu, Slovenia juga akan melakukan karantina terhadap warga yang datang dari luar Uni Eropa. Pengecualian dari kebijakan itu hanya berlaku bagi diplomat dan pekerja transportasi kargo.
Slovenia juga masih mewajibkan pengenaan masker di area publik. Warga juga diharuskan menjaga jarak fisik paling tidak 1,5 meter dan menggunakan hand sanitizer saat memasuki tempat-tempat umum.
Sejak pertengahan Maret lalu Selovenia telah menutup seluruh sekolah, tempat budaya dan olahraga, bar, restoran, hotel dan pertokoan, serta menghentikan transportasi umum. Hanya toko bahan pangan dan apotek yang masih diizinkan beroperasi.
Pemerintah Slovenia baru melonggarkan kebijakan lockdown pada 20 April. Layanan transportasi umum mulai beroperasi lagi pada awal pekan lalu, sedangkan anak-anak akan diizinkan masuk sekolah lagi pada beberapa minggu mendatang.
Demikian pula dengan bar, restoran dan hotel kecil dengan jumlah kamar paling banyak 30 akan diizinkan beroperasi pada pekan depan. Walakin, Pemerintah Slovenia juga mengingatkan warganya akan kemungkinan masih terjadinya penularan virus corona.(star/jpost/ara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Antoni