jpnn.com - JAKARTA – Masyarakat tak hanya menikmati harga bensin yang lebih murah. PT PLN juga menurunkan tarif dasar listrik (TDL) mulai April sekitar Rp 8 sampai Rp 12 per kWh. Penurunan tarif setrum memang tidak sebesar sebelumnya karena minyak dunia naik.
Kepala Divisi Niaga Benny Marbun mengatakan, dua hal yang mengakibatkan TDL turun adalah inflasi dan nilai tukar rupiah.
BACA JUGA: Susun Roadmap Industri Nasional, KEIN Ajak Para Kampiun
Berdasar data PLN, pada Februari terjadi deflasi 0,09 persen bila dibandingkan dengan Januari yang inflasi 0,51 persen.
’’Sedangkan nilai tukar menguat dari Rp 13.889 menjadi Rp 13.516 per USD,’’ tuturnya kepada Jawa Pos kemarin.
BACA JUGA: Menteri Jonan Bertemu Wapres Swiss, Hasilnya apa pak?
Untuk harga minyak, PLN menyebut rata-rata pada Februari adalah USD 28,29 per barel. Angka itu naik hampir USD 1 per barel daripada harga Januari USD 27,49 per barel.
Lebih lanjut, Benny menjelaskan, tarif akan berlaku untuk 12 golongan yang mengikuti mekanisme adjustment. Golongan mana yang menerima penurunan paling tinggi?
BACA JUGA: Singapura Minati Bisnis Pengalengan Buah
Benny menyebut ada di golongan tegangan rendah. Yakni, golongan rumah tangga nonsubsidi hingga bisnis kecil. ’’Turun Rp 12 per kWh dari Rp 1.355 mejadi Rp 1.343,’’ terangnya.
Sedangkan tarif tegangan menengah yang diisi golongan B3, I3, dan P2 dengan daya di atas 200 kVa turun Rp 9. Jika TDL pada Maret Rp 1.042 per kWh, mulai hari ini menjadi Rp 1.033.
Tarif tegangan tinggi tercatat turun paling sedikit, yakni Rp 8 per kWh. Untuk golongan itu, terdapat pelanggan industri kategori 4 dengan daya 30 mVa ke atas. Tarif Maret sebesar Rp 933 per kWh kini turun tipis menjadi Rp 925 kWh.
’’Semoga penurunan tarif April bisa dimanfaatkan konsumen, khususnya industri, untuk meningkatkan daya saing produksinya,’’ ucapnya. (dim/c19/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jatim Kembangkan Setengah Juta Sapi Potong
Redaktur : Tim Redaksi