JAKARTA - Juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Muhammad Ismail Yusanto mengatakan, rencana pemerintah menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) merupakan pintu masuk untuk meliberalisasi BBM bersubsidi. Hal tersebut dinyatakan Yusanto saat berorasi di hadapan sekitar ratusan massa HTI yang memprotes rencana pemerintah menaikkan harga BBM, di depan gerbang utama komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Selasa (28/2).
Menurut HTI, kenaikan harga BBM dan pembatasan BBM bersubsidi adalah jalan menuju liberalisasi total di sektor hilir setelah sektor hulu selesai dilakukan.
Liberalisasi di sektor hulu BBM, lanjut Yusanto dimulai dengan menyetarakan Pertamina sebagai BUMN dengan badan swasta baik domestik maupun asing. Jika Pertamina sebagai BUMN hendak mengelola satu blok minyak dan gas harus mengikuti proses tender sebagaimana badan usaha lainnya.
"Ini yang kita katakan sebagai liberalisasi. Bagaimana mungkin barang milik kita, kita mau kelola harus rebutan dengan orang lain. Ini tidak masuk akal,” tegasnya.
Sebelum liberalisasi saja, 85-90 persen minyak dan gas berada di tangan asing, apalagi saat ini. Hasil migas lebih banyak dikelola perusahaan asing, ungkap Yusanto.
Sementara pada sektor hilir, liberalisasi dilakukan dengan mencabut secara total sektor hilir hingga rakyat dipaksa membeli BBM Non-Subsidi yang dijual oleh SPBU asing seperti SPBU Shell, Petronas, dan Total. Mereka menunggu saat pencabutan total itu terjadi.
Karena itu kata Yusanto lagi, HTI akan melakukan edukasi di banyak tempat melalui aksi demonstrasi, diskusi publik, selebaran untuk memberikan pemahaman kepada rakyat bahwa ada sesuatu yang besar yang sedang terjadi yaitu liberalisasi di semua sektor. Rakyat harus sadar dan menolak.
"Rakyat sudah susah akan semakin bertambah susah. Rakyat harus melakukan sesuatu," tegas Ismail Yusanto. (fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kenaikan BBM-TDL Jangan Berbarengan
Redaktur : Tim Redaksi