BACA JUGA: Hidup Seatap dengan Tiga Mayat Saudara
Itu terlihat dari percakapan telepon antara Presiden Tiongkok Hu Jintao dan Obama kemarinBACA JUGA: Kapal Selam Nuklir Rusia Celaka
Obama juga sepakat bahwa Tiongkok adalah negara yang tak dapat dipandang sebelah mataHu berharap dapat mengikat kerja sama di berbagai level dan bidang dengan AS, membuka pintu dialog, dan memperkuat koordinasi kedua negara terkait isu penting, baik berskala regional maupun internasional.
Tapi, yang paling ditekankan Hu adalah ''pengertian" Obama terhadap masalah Taiwan
BACA JUGA: Lukai Hati Raja, Cendekia Ditangkap
Hu tak ingin Amerika setelah dipimpin presiden berdarah Kenya itu memperkukuh hubungan dengan Taipei, terutama suplai peralatan militerTiongkok berharap, AS menghentikan transaksi militer USD 6,5 miliar (sekitar Rp 92,2 triliun) dengan negara bentukan Chiang Kai-Shek tersebutAS telah merencanakannya pada bulan laluDalam transaksi disebutkan bahwa AS menjual peralatan militer berupa helikopter serang dan proyektilNegeri Paman Sam juga diminta untuk menghentikan pertukaran pasukan militer dengan wilayah otonomi khusus Tiongkok tersebut.
Selebihnya, dua pemimpin negara maju berbeda ideologi itu membicarakan fenomena kekinian hubungan internasionalTentang tantangan global, peluang pembangunan global, keamanan, dan perubahan iklimTak lupa keduanya menyinggung krisis finansial global yang melanda banyak negara di duniaSebagai negara maju, kedua negara saling sepakat meningkatkan peran masing-masing di kancah internasional
Obama mengatakan, jalinan kuat hubungan Tiongkok dan AS tidak hanya berfaedah bagi kedua negara, tapi juga menguntungkan dunia internasionalDia berharap, hubungan bilateral kedua negara semakin kuat dan menguntungkan kedua pihak. Pada 15 November mendatang, kedua pemimpin akan bertatap muka di pertemuan pemimpin negara-negara anggota G-20 di Washington.(Reuters/Xinhua/ape/ami)
BACA ARTIKEL LAINNYA... AS Gagal Damaikan Israel dan Palestina
Redaktur : Tim Redaksi