Hu Cairkan Kebekuan dengan Amerika

Senin, 10 November 2008 – 10:16 WIB
BEIJING - Belum lagi Barack Obama resmi dilantik sebagai presiden AS menggantikan George WBush, Tiongkok sudah terlebih dahulu memasukkan proposal politiknya

BACA JUGA: Hidup Seatap dengan Tiga Mayat Saudara

Itu terlihat dari percakapan telepon antara Presiden Tiongkok Hu Jintao dan Obama kemarin
Tampaknya, Hu ingin mencairkan hubungan kedua negara yang panas dingin sejak 30 tahun terakhir

BACA JUGA: Kapal Selam Nuklir Rusia Celaka

Obama juga sepakat bahwa Tiongkok adalah negara yang tak dapat dipandang sebelah mata
''Tiongkok adalah negara penting dalam panggung politik internasional,'' kata Obama.

Hu berharap dapat mengikat kerja sama di berbagai level dan bidang dengan AS, membuka pintu dialog, dan memperkuat koordinasi kedua negara terkait isu penting, baik berskala regional maupun internasional.

Tapi, yang paling ditekankan Hu adalah ''pengertian" Obama terhadap masalah Taiwan

BACA JUGA: Lukai Hati Raja, Cendekia Ditangkap

Hu tak ingin Amerika setelah dipimpin presiden berdarah Kenya itu memperkukuh hubungan dengan Taipei, terutama suplai peralatan militer

Tiongkok berharap, AS menghentikan transaksi militer USD 6,5 miliar (sekitar Rp 92,2 triliun) dengan negara bentukan Chiang Kai-Shek tersebutAS telah merencanakannya pada bulan laluDalam transaksi disebutkan bahwa AS menjual peralatan militer berupa helikopter serang dan proyektilNegeri Paman Sam juga diminta untuk menghentikan pertukaran pasukan militer dengan wilayah otonomi khusus Tiongkok tersebut.

Selebihnya, dua pemimpin negara maju berbeda ideologi itu membicarakan fenomena kekinian hubungan internasionalTentang tantangan global, peluang pembangunan global, keamanan, dan perubahan iklimTak lupa keduanya menyinggung krisis finansial global yang melanda banyak negara di duniaSebagai negara maju, kedua negara saling sepakat meningkatkan peran masing-masing di kancah internasional

Obama mengatakan, jalinan kuat hubungan Tiongkok dan AS tidak hanya berfaedah bagi kedua negara, tapi juga menguntungkan dunia internasionalDia berharap, hubungan bilateral kedua negara semakin kuat dan menguntungkan kedua pihak.  Pada 15 November mendatang, kedua pemimpin akan bertatap muka di pertemuan pemimpin negara-negara anggota G-20 di Washington.(Reuters/Xinhua/ape/ami)

BACA ARTIKEL LAINNYA... AS Gagal Damaikan Israel dan Palestina


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler