Hub City, Formula Ampuh Kembangkan Makassar

Kamis, 11 Mei 2017 – 13:12 WIB
Pianemo di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat. Untuk bisa melihat pemandangan ini, pengunjung harus menaiki 345 anak tangga. Foto: Silvya/Bandung Ekspres/JPNN.com Ilustrasi by: Silvya/Bandung Ekspres

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pariwisata Arief Yahya punya ide yang mengagetkan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dan Walikota Makassar Ir. H. Moh. Ramdhan Pomanto.

Terutama untuk mengembangkan Makassar sebagai hub city. Mirip yang dikembangkan Singapore, Hongkong, Dubai, Doga, Abu Dhabi, Iceland dan lainnya.

BACA JUGA: Wow!! Semarang Punya Wisata Haji Serasa di Mekah-Madinah

Selain menjual destinasi dan atraksi, Kota Angin Mamiri itu disarankan untuk mengembangkan hub pariwisata.

"Gampangnya, nanti menjual potensi Wakatobi melalui Makassar. Termasuk Pulau Selayar, Takabonerate, dan sekelilingnya," ujarnya.

BACA JUGA: Keren! Wonderful Indonesia Unjuk Gigi di Taman Bali Marzhan Berlin

Benchmarknya, mengacu kesuksesan Singapura, Hongkong dan Dubai, yang sukses menjadi hub country. Dalam mendesain kota ada tiga portofolio yang bisa dikembangkan, TTI - Tourism, Trade, Investment. Masuk melalui pariwisata itu paling masuk akal.

“Kota Makassar menjadi Hub untuk pulau-pulau di sekitarnya. Wisata bahari di sana pasti akan berkembang pesat,” tutur Menpar Arief Yahya, saat me-Launching Makassar International Eight Festival & Forum (MIEFF) 2017 di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona Jakarta, kantor Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Selasa (9/5).

BACA JUGA: Menpar Arief Yahya Langsung Mengacungkan Dua Jempol

Sumbang saran pria lulusan ITB Bandung, Surrey University Inggris, dan Program Doktor Unpad Bandung itu masuk akal. Tengok saja Singapura.

Negeri yang tidak lebih besar dari Pulau Samosir di Danau Toba itu bisa sejahtera lantaran sukses menjadi Hub transportasi. Hasilnya?

Ada puluhan ribu perusahaan asing, baik dari Eropa, Amerika, Asia dan Australia yang memiliki representative office di sana. Semua penerbangan dunia mampir ke sana. Setahun ada 15,5 juta wisman yang ke Singapura. Itu belum termasuk 1,5 juga ekspatriat yang stay di sana.

Dubai juga sama. Detak pasar Middle East, yang belakangan membuat risau, tak membuat Dubai galau. Ketika harga minyak dan gas dunia terjun bebas dan sulit rebound, lifestyle orang di Jazirah Arab masih highest spending.

“Itu karena Kota Dubai didesain untuk services, jadi HUB dunia, lalu dibuat atraksi man made dan amenitas yang wah. Tourisme jadi jauh lebih besar dari minyak dan gas. Tourisme bisa 18 persen. Financial service 10 persen. Lalu konstruksi, karena masih terus membangun, itu tembus 13 persen,” kata Menpar Arief Yahya.

Nah, di Indonesia timur, ada Makassar yang bisa didesain seperti Singapura dan Dubai. Kebetulan, secara geografis dan ekonomis, Makassar sudah cocok menjadi hub city.

“Hub itu menjadi interkoneksi. Semua kota yang menjadi hub ternyata kota-kota terkaya di dunia. Itu sudah dipastikan dan sudah tidak perlu didebatkan. Contohnya Singapura, lalu ada Dubai dan Abu Dhabi yang keduanya merupakan hub country yang pendapatan per kapitanya sangat tinggi. Lalu ada Qatar juga,” tutur Menpar Arief Yahya.

Makassar juga bisa didesain sebagai hub city. Caranya, berfikir smart! Menjual Makassar tidak harus dengan menjual Makassar untuk jadi hub.

“Kalau yang terkenal Raja Ampat, jual lah Raja Ampat via Makassar. Jual Wakatobi via Makassar. Jual Morotai via Makassar. Smart people yang baik ya seperti itu. Gunakanlah kekuatan orang lain untuk kepentingan kita. Singapura sangat sadar betul akan hal itu. Pendapatan per kapitanya itu sudah mencapai 50 ribu,” ujarnya. (adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Keren! Launching F8 di Balairung Soesilo Soedarman


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kemenpar  

Terpopuler