jpnn.com, BANTUL - Hubungan antara Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan M. Prakosa begitu mendalam.
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan Megawati sebelum mendengar kabar kepergian Prakosa di hari yang sama sempat menceritakan sosok Dubes RI untuk Italia itu.
BACA JUGA: Bu Mega Kehilangan Sosok yang Rendah Hati, Teladan, dan Sederhana dalam Diri Prakosa
Saat itu, entah kenapa Megawati tiba-tiba mengingat Prakosa, termasuk pemberian pohon Saninten yang ditanam di kediaman di Bali.
Hasto menceritakan dirinya ditelepon oleh Menlu RI Retno Marsudi pada 17 Januari sore. Isinya, kabar bahwa Prakosa meninggal dunia.
BACA JUGA: 3 Sosok Ini Menjadi Penerima Potongan Kue Ultah dari Megawati
“Ibu Mega saat itu sedang berada di Bali, saya mendapat telepon itu, mengabarkan Bapak Muhammad Prakosa dipanggil Tuhan Yang Mahakuasa,” kata Hasto di acara pemakaman, Bantul, Selasa (24/1).
Hasto mengatakan Megawati menceritakan pohon itu pada pukul 11.30.
BACA JUGA: 3 Anak Megawati Memanjatkan Doa untuk Sang Ibu, Apa Harapannya?
Hasto menilai ada ikatan mata hati yang kuat antara Prakoso dengan Megawati. Apalagi keduanya memang sama-sama sosok yang mencintai alam.
“Karena dialog antara Ibu Mega dan Pak Prakosa ini penuh diwarnai dengan dialog dari mata hati. Dialog untuk mencintai alam, mencintai bumi pertiwi. Dan dengan Bapak Muhammad Prakosa, Ibu Mega betul-betul mendapat teman sejawat,” kata Hasto.
Hasto mengatakan bila saat ini PDIP gencar mendorong Gerakan Merawat Bumi, maka itu tak lain adalah hasil dari kesatupaduan kepemimpinan Megawati dan Prakosa. “Ini kemudian mampu membangun suatu kultur untuk mencintai lingkungan,” imbuh Hasto.
Dia lalu menyampaikan pesan dari Megawati untuk keluarga Almarhum Prakosa.
“Kepada keluarga yang ditinggal, pesan Ibu Mega janganlah bersedih karena Pak Prakosa telah memberikan dedikasi yang terbaik. Dan alam telah menjadi saksi dengan Gerhan, Gerakan penghijauan, yang telah beliau canangkan ketika menjadi Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, telah menghasilkan oksigen bagi kehidupan," kata Hasto.
Gerakan itu telah menggerakkan anak-anak bangsa untuk mencintai lingkungan, membersihkan sungai, menyelamatkan mata air kehidupan.
Hasto tak dapat menahan sedihnya dan dengan suara bergetar penuh kesedihan, mengucapkan selamat jalan untuk Prakosa.
Dia menyebutkan seluruh kader Partai telah bergotong royong, khususnya DPC PDI Perjuangan Kota Bantul dengan menggelar prosesi pemakaman dengan penuh penghormatan terhadap Almarhum Prakosa.
Hasto Kristiyanto hadir mewakili Megawati Soekarnoputri untuk melepas jenazah Prakosa, yang terakhir menjabat sebagai Dubes RI di Italia.
Jenazah disemayamkan di rumah duka, Pedukuhan Gresik, Kalurahan Sumbermulyo, Kapanewon Bambanglipura, Bantul. Pemakaman masih berada di dekat lokasi tersebut.
Dalam prosesi itu, Dirjen Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Umar Hadi mengatakan pihaknya mengenang Prakosa sebagai sosok sederhana, bersahaja, dan sangat setia dalam melaksanakan tugas demi bangsa dan negara.
“Almarhum telah banyak berjasa bagi negara, bangsa, dan bagi rakyat Indonesia. Kehidupan almarhum telah membawa banyak manfaat bagi orang banyak. Almarhum dikenal memiliki integritas tinggi, pemikir, membumi, dan seorang yang sangat bersahaja. Kami mengenang jasa beliau dalam berbagai tugas negara yang diembannya,” kata Umar Hadi di depan khalayak saat prosesi pemakaman.
Dirjen Planologi Kehutanan dan Lingkungan Hidup Kemenhut dan Lingkungan Hidup Ruandha Agung Suardiman mengatakan Almarhum Prakosa adalah salah satu putra terbaik bangsa. Almarhum Prakosa pernah menjabat Menteri Kehutanan di 2001-2004, yakni masa-masa yang paling sulit.
“Periode 2001-2004 itu adalah periode berat karena harus mengawali reformasi kehutanan. Dan di masa kepemimpinannya itulah dasar reformasi kehutanan. Kami sangat berbelasungkawa dan berduka mendalam atas meninggalnya almarhum, serta terima kasih atas pengabdian terbaik almarhum bagi bangsa dan negara,” kata Ruandha. (Tan/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Suasana Perayaan Ultah ke-76 Megawati, Ada Kue Dihiasi Patung Anime Diapit Dwiwarna
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga