Hubungan PDIP dan GP Ansor Harus Dipertahankan

Sabtu, 18 Januari 2020 – 13:13 WIB
GP Ansor. Foto: Radar Semarang/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pertemuan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Gerakan Pemuda (GP) Ansor pada Kamis (16/1) malam mendapat tanggapan positif dari beberapa kalangan.

Dalam pertemuan itu membahas sejumlah isu yaitu gerakan kebangsaan, pemuda dan pembangunan bangsa.

BACA JUGA: Indahnya Toleransi, GP Ansor dan Pemuda Hindu Jaga Gereja di NTT Jelang Natal

"Wajar jika ada pertemuan untuk konsilidasi, apalagi keduanya punya permasalahaan dalam arti musuh bersama yaitu radikalisme," ujar alumni S2 Ketahanan Nasional UI Stanislaus Riyanta.

Karena itu, pertemuan kedua organisasi ini sangat penting sebagai inisiasi elemen-elemen bangsa untuk bersama-sama searah menghadapi persoalan bangsa.

BACA JUGA: GP Ansor Minta Pemerintah Serius Tangani Radikalisme

"GP Ansor dan PDIP itu punya gen yang sama terkait merah-putih, ketika mereka konsilidasi dan bergerak bersama itu adalah hal yang wajar, karena memang punya arah yang sama jika dihadapkan pada persoalan kebangsaan," kata Stanislaus.

Stanislaus menuturkan radikalisme bisa ditanggulangi jika ada kolaborasi antar-lembaga negara, ormas dan masyarakat. Tidak bisa hanya ditangani penegak hukum.

BACA JUGA: GP Ansor: Jangan Terpancing tetapi Harus Tetap Waspada

"PDIP dan Ansor bisa berkolaborasi secara positif untuk memperkuat daya cegah tangkal ancaman radikalisme di masyarakat," tuturnya.

Di samping itu, PDIP dan Ansor juga bisa berkolaborasi untuk masalah-masalah lain yang bersifat strategis untuk kepentingan bangsa dan negara.

"Ini akan menjadi kekuatan yang positif untuk membantu negara," seru Stanislaus.

Hal sama juga disampaikan Direktur Indonesia Policy Institute Karyono Wibowo. Pertemuan kedua organisasi ini merupakan penopang NKRI dalam mempertahankan ideologi Pancasila.

"Sangat bagus. Patut diapresiasi. Hubungan antara nasionalis dan nahdliyin ibarat sekeping mata uang dan dua kekuatan yang menjadi penopang NKRI menjadi kekuatan yang konsisten untuk mempertahanakan ideologi Pancasila, toleransi dan keberagaman (kebinekaan)," kata Karyono.

Karena itu, kata Karyono, dua kelompok ini tidak boleh dipisahkan. Bila terpisah, maka NKRI akan terancam dengan perpecahan.

Terlebih, pandangan nasionalis dan religius adalah kekuatan yang kokoh untuk menjaga dan mempertahankan NKRI.

"Itu sebabnya, hubungan (kedua kekuatan) itu harus terus dilanjutkan di tengah ideologi transnasional yang mengancam NKRI, dan ideologi Pancasila," tandas Karyono.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler