SURABAYA- Persebaya Surabaya nyaris mempermalukan klub Premier League Queens Park Rangers (QPR) kemarin (23/7) malam di Gelora Bung Tomo, Surabaya. Sempat unggul 1-0 lewat kaki Fernando Soler di menit ke-17, tim kebanggaan Arek-Arek Suroboyo itu sayangnya kemudian kecolongan dua gol melalui penalti Adeel Taarabt pada menit ke-26 dan Bobby Zamora pada menit ke-67.
Sebenarnya, tim berjuluk Green Force itu punya dua peluang emas untuk membobol gawang QPR yang dikawal Robert Green dan kemudian digantikan Radek Cerny. Masing-masing di penghujung tiap babak. Yakni, lewat Soler dan Andik Vermansyah. Sayang tendangan Soler ditepis Green, dan upaya Andik melewati Cerny terhadang.
Tapi, pelatih Persebaya Divaldo Alves menyatakan cukup puas dengan hasil kemarin. Mengandalkan passing pendek, tim asuhannya mampu merepotkan tim asal London itu. Sayangnya masalah penyelesaian akhir menjadi problem Persebaya untuk meraih hasil maksimal.
"Kami sudah berjuang habis-habisan. Pemain sudah menunjukkan spirit bertanding yang luar biasa. Kami menutup musim kompetisi ini dengan indah. Yang patut digaris bawahi, kami adalah klub yang kalau dibandingkan QPR ada dua atau tiga level di bawahnya. Namun, kami membuktikan kami tak terlalu buruk," ujar Divaldo kemarin.
Seolah mengucap salam perpisahan, kemarin pelatih asal Portugal itu juga menyatakan kontraknya bersama Persebaya akan habis musim depan. Akan ke klub mana selanjutnya, Divaldo belum bisa memutuskan.
Di sisi lain, pelatih QPR Mark Hughes menyebut misinya menampilkan pertandingan yang atraktif sukses. Selain hasil kemenangan bagi tim asal London Barat tersebut, anak asuhnya juga bisa tampil sesuai harapan.
"Kami menjalani tur yang sangat padat. Dalam delapan hari, kami bermain tiga kali. Ini sangat menguras kebugaran dan stamina pemain. Bahkan tadi pagi (kemarin, red.) kami hanya berlatih fitness di hotel sebelum menuju stadion," kata mantan striker Manchester United dan Barcelona itu.
"Namun yang jelas saya puas dengan hasil pre season di Asia ini. Kami menang tiga kali dan kerangka tim musim depan mulai terbentuk. Ini adalah pertandingan yang luar biasa" ujar Hughes.
Mantan pemain Manchester United itu juga memuji atmosfer penonton Surabaya yang dinilainya fantastik. Dibanding dua kota sebelumnya di Malaysia, Sabah (melawan Sabah XI, 17/7) dan Kelantan (menghadapi Kelantan FA, 20/7), Hughes tanpa ragu menyebut atmosfer laga di Surabaya paling bagus.
Mengenai gol pertama yang berbau blunder oleh kiper QPR Robert Green, Hughes tetap membela mantan kiper timnas Inggris yang juga melakukan kesalahan fatal saat membela Three Lions"julukan timnas Inggris"melawan Amerika Serikat di Piala Dunia 2010 itu.
"Dia melakukan beberapa penyelamatan penting dalam laga hari ini (kemarin, red.). Gol ke gawang kami terjadi karena situasi yang sulit. Selain itu, Robert bermain bagus," ucap Hughes tentang kiper barunya tersebut.
Hughes juga enggan menyebut pemain terbaik Persebaya saat ditanya oleh wartawan. Dalam pandangan mantan pelatih manchester City itu, Persebaya tampil kolektif dengan karakter individu yang kuat.
Tapi, Air Asia yang mendatangkan QPR ke Surabaya akhirnya memilih dua pemain dari kedua tim sebagai man of the match. Yaitu, gelandang Persebaya Taufiq dan penyerang QPR Adel Taarabt.
Sayang pertandingan menarik kemarin ternoda insiden mati lampu sempat terjadi kemarin. Tercatat lima kali lampu di Gelora Bung Tomo sempat padam.
Yang paling memalukan saat pertandingan memasuki menit ke-37 babak pertama. Namun, hughes tak mempermasalahkan hal itu. Baginya yang penting laga selesai.
Manajer Komunikasi, Hukum, dan Administrasi PT PLN (Persero) Distribusi Jatim Noerdajanto menginformasikan dalam pesan singkat bahwa kejadian padamnya listrik di Gelora Bung Tomo itu tidak ada sangkut pautnya dengan jaringan PLN.
"Pertandingan menggunakan genset milik lapangan Gelora Bung Tomo. Dan, listrik dari PLN tak mengalami masalah (hidup, red)," kata dia. (dra/aan/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nerazzurri Tunjukkan Dominasi
Redaktur : Tim Redaksi