Hujan Es Mengguyur Jakarta, Ini Penjelasan BMKG

Selasa, 28 Maret 2017 – 17:37 WIB
Es batu yang turun bersama dengan hujan yang mengguyur wilayah DKI Jakarta, Selasa (28/3). Foto: Twitter/BPBDJakarta

jpnn.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis penjelasan tentang fenomena hujan es yang mengguyur sebagian wilayah DKI Jakarta pada Selasa (28/3) sore.

Menurut Humas BMKG, kejadian hujan es disertai kilat atau petir dan angin kencang berdurasi singkat itu lebih sering terjadi pada masa transisi atau pancaroba musim baik dari kemarau ke hujan atau sebaliknya.

BACA JUGA: Duarrr.... Hujan Es Batu Mengguyur Sebagian Jakarta

Sebelum hujan es batu mengguyur, BMKG sudah mencermati indikasi yang muncul. Di antaranya adalah udara terasa panas dan gerah akibat adanya radiasi matahari yang cukup kuat.

Hal itu ditunjukkan dengan perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (lebih dari 4.5°C) yang disertai dengan kelembaban cukup tinggi di angka 700 mb (lebih dari 60 persen).

BACA JUGA: Bermula Gerimis, Lalu Puting Beliung Menyerang

Selain itu, mulai pukul 10.00 pagi sudah terlihat tumbuh awan cumulus (awan putih berlapis–lapis). Di antara awan itu ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepi sangat jelas berwarna abu–abu menjulang tinggi seperti bunga kol.

Tahap berikutnya, awan itu akan cepat berubah warna menjadi abu–abu hingga hitam atau yang dikenal dengan awan cumulonimbus. Selanjutnya, pepohonan menjadi bergoyang cepat dan ada hembusan udara dingin.

BACA JUGA: Satu Dusun Dirusak Puting Beliung Dahsyat

Biasanya, hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras secara tiba–tiba. Apabila hujannya gerimis, maka kejadian angin kencang justru menjauh.

Jika dalam 1-3 hari berturut–turut tidak ada hujan pada musim transisi atau pancaroba, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang, bahkan terkadang masuk dalam kategori puting beliung.

Sementara sifat-sifat puting beliung antara lain sangat lokal, luasannya berkisar 5–10 kilometer dan durasinya singkat atau kurang dari 10 menit. Puting beliung juga lebih sering terjadi pada peralihan musim pada siang atau sore hari, dan terkadang menjelang malam hari.

Puting beliung bergerak secara garis lurus. Namun, tidak bisa diprediksi secara spesifik karena hanya bisa diperkirakan 0,5 – 1 jam sebelum puting beliung muncul.

Puting beliung hanya berasal dari awan cumulonimbus (bukan dari pergerakan angin monsoon maupun pergerakan angin pada umumnya). Tetapi tidak semua awan Cb menimbulkan puting beliung

“Kemungkinannya kecil untuk terjadi kembali di tempat yang sama,” demikian Humas BMKG dalam penjelasannya yang beredar secara viral.(uya/JPG)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Angin Puting Beliung Rusak Belasan Rumah di Bandung


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler