KENDARI - Sebagian wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) akan terus diguyur hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi, dan terus terjadi hingga Agustus 2013. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Kendari memprediksi hujan yang terus terjadi di Sultra dan sekitarnya.
Staf BMKG Wilayah Maritim Kendari, Adi mengatakan bahwa iklim di Sultra mengalami kondisi tak lazim atau La Nina. Kata dia, peralihan musim hujan ke musim kemarau sudah tak normal lagi karena intensitas hujan yang terus yang sangat tinggi.
"Hampir seluruh wilayah Sultra juga akan terus terjadi hujan dengan intensitas tinggi dengan rata-rata 55 mm perhari , yang diakibatkan perubahan arah angin, dan permukaan air laut yang masih hangat hingga terus terjadi penguapan dan menimbulkan hujan (La Nina) yang disertai angin kencang, "ungkap Adi seperti yang dilansri Kendari Pos (JPNN Group), Rabu (17/7).
Adi menjelaskan fenomena La Nina tidak hanya terjadi di Sultra tapi juga sebagian besar wilayah Indonesia Tengah dan Indonesia Timur. Intensitas hujan yang sedang hingga tinggi berpotensi menyebabkan terjadinya banjir dan longsor akibat konstruksi tanah yang basah.
"Peningkatan curah hujan ini sangat tergantung dari intensitas La Nina Namun karena posisi geografis Indonesia yang dikenal sebagai benua maritim, maka tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena La Nina ini," paparnya.
Cuaca ektrim ini juga membahayakan aktivitas di laut. Sebab hujan akan disertai kecepatan angin dan gelombang air laut yang sangat tinggi. "Sebaiknya yang berlayar waspada. Kecepatan angin laut antara 3 hingga 25 knot yang dapat menghambat laju kapal. Selain itu juga berpotensi guntur dan petir," katanya. (p2/awa/jpnn)
Staf BMKG Wilayah Maritim Kendari, Adi mengatakan bahwa iklim di Sultra mengalami kondisi tak lazim atau La Nina. Kata dia, peralihan musim hujan ke musim kemarau sudah tak normal lagi karena intensitas hujan yang terus yang sangat tinggi.
"Hampir seluruh wilayah Sultra juga akan terus terjadi hujan dengan intensitas tinggi dengan rata-rata 55 mm perhari , yang diakibatkan perubahan arah angin, dan permukaan air laut yang masih hangat hingga terus terjadi penguapan dan menimbulkan hujan (La Nina) yang disertai angin kencang, "ungkap Adi seperti yang dilansri Kendari Pos (JPNN Group), Rabu (17/7).
Adi menjelaskan fenomena La Nina tidak hanya terjadi di Sultra tapi juga sebagian besar wilayah Indonesia Tengah dan Indonesia Timur. Intensitas hujan yang sedang hingga tinggi berpotensi menyebabkan terjadinya banjir dan longsor akibat konstruksi tanah yang basah.
"Peningkatan curah hujan ini sangat tergantung dari intensitas La Nina Namun karena posisi geografis Indonesia yang dikenal sebagai benua maritim, maka tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena La Nina ini," paparnya.
Cuaca ektrim ini juga membahayakan aktivitas di laut. Sebab hujan akan disertai kecepatan angin dan gelombang air laut yang sangat tinggi. "Sebaiknya yang berlayar waspada. Kecepatan angin laut antara 3 hingga 25 knot yang dapat menghambat laju kapal. Selain itu juga berpotensi guntur dan petir," katanya. (p2/awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 200 Bus Disiapkan untuk Arus Mudik
Redaktur : Tim Redaksi