Hukuman Larangan Bermain City Dibatalkan CAS, Begini Sikap UEFA

Senin, 13 Juli 2020 – 22:12 WIB
Ilustrasi: Logo UEFA. ANTARA/REUTERS/Denis Balibouse/pri.

jpnn.com, SWISS - Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS) membatalkan hukuman yang melarang Manchester City bermain di kompetisi Eropa.

Menyikapi keputusan tersebut, UEFA berencana mengubah sistem Financial Fair Play (FFP).

BACA JUGA: Liga Champions: Pengumuman UEFA soal Kelanjutan 4 Laga Sisa di 16 Besar

Peraturan FFP sebelumnya diterbitkan bertujuan menghentikan klub mengalami kerugian besar karena jor-joran dalam belanja pemain.

UEFA mulai mempertimbangkan perubahan sistem, sebelum CAS mendukung banding City terhadap larangan dua tahun berlaga di kompetisi Eropa.

BACA JUGA: Kabar Terbaru soal Jadwal Perempat Final Liga Champions UEFA

UEFA menuduh City melakukan pelanggaran serius terhadap aturan FFP terkait laporan finansial yang diberikan kepada badan pengurus antara 2012 sampai 2016.

Namun, CAS memutuskan tuduhan itu tidak terbukti atau melewati batas waktu.

BACA JUGA: Hukuman 2 Tahun Buat Manchester City Dicabut

Aturan UEFA disebut menetapkan undang-undang bahwa penuntutan berlaku selama lima tahun.

Beberapa kasus mungkin juga telah tercakup dalam sebuah "perjanjian penyelesaian" UEFA dan City setelah penyelidikan sebelumnya berakhir pada 2014.

Masih belum jelas sampai keputusan penuh CAS diterbitkan dalam beberapa hari mendatang tentang berapa banyak kasus yang ditolak karena pembatasan waktu tersebut dan berapa banyak yang tidak terbukti.

Namun, pencabutan larangan City tersebut dianggap sebagai sebuah kekalahan Badan Pengawas Keuangan Klub (CFCB) UEFA.

Meski mempertimbangkan untuk mengubah sistem FFP, UEFA tetap membela sistem tersebut yang diperkenalkan oleh mantan presiden badan eksekutif Eropa Michel Platini pada 2009.

"Selama beberapa tahun terakhir, Financial Fair Play telah memainkan peran penting dalam melindungi klub dan membantu mereka stabil secara finansial dan UEFA dan ECA (Asosiasi Klub Eropa) tetap berkomitmen pada prinsip-prinsipnya," kata UEFA sebagaimana dilansir Reuters pada Senin (13/7).

Namun, pada kongres UEFA di Amsterdam Maret lalu, presiden badan sepak bola tertinggi Eropa tersebut, Aleksander Ceferin mengatakan sistem itu kemungkinan akan diubah.

"Masih terlalu dini untuk mengatakan bagaimana bentuknya di masa depan, tetapi kami telah memikirkannya dan mungkin harus beradaptasi," katanya kepada wartawan.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler