jpnn.com, JAKARTA - Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) menutup 2023 dengan penuh optimisme. Pasalnya, gelombang dukungan jemaah, santri hingga para kiai Nahdlatul Ulama (NU) terus membesar setiap hari.
“Tak terbendung. Terakhir sebelum pulang ke Yogyakarta pada, Pak Anies mendapatkan dukungan dari para kiai se-Ponorogo di Pesantren Al-Iman, Ponorogo. Sebelumnya mendapatkan dukungan dari Brebes, Rembang, Tuban, Bojonegoro. Alhamdulillah, hampir semua basis nahdiyin di Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah semakin solid mendukung AMIN,” kata juru bicara AMIN, Muhammad Husnil.
BACA JUGA: Syaugi Sebut Omongan Sudirman Said soal Waketum NasDem Bukan Sikap Timnas AMIN
Menurutnya, fakta di lapangan tak jauh berbeda dengan hasil survei yang dirilis belakangan ini.
Pasangan AMIN, kata Husnil, akan masuk ke putaran kedua dan jadi pemenang Pilpres 2024.
BACA JUGA: Jubir Pastikan Tak Ada Konflik di Tubuh Timnas AMIN, Sukarelawan dan Parpol Solid
Dia berpandangan menguatnya dukungan nahdiyin untuk AMIN dipengaruhi oleh tiga faktor.
Pertama, warga NU semakin sadar bahwa AMIN adalah satu-satunya paslon yang memiliki pengetahuan dan perilaku santri.
BACA JUGA: Anies Resmikan Posko Pejuang AMIN Yogyakarta di Lokasi Bersejarah
“Pak Anies dan Gus Imin memperlakukan kiai-kiai secara takzim. Coba dicek saja, bagaimana Pak Anies salim ke kiai-kiai sepuh dan takzimnya beliau memperlakukan mereka. Dicium bolak-balik. Gus Imin juga begitu, ya memang santri tulen. Siapa yang meragukan ke-NU-an Gus Imin, berarti tidak tahu sejarah tentang NU,” kata Husnil.
Pasangan AMIN ini, kata Husnil, benar-benar mewujudkan impian dan imajinasi para kiai tentang tipikal pemimpin yang benar-benar berasal dari santri.
“Pak Anies dan Gus Imin di berbagai kesempatan itu ya diberi kesempatan untuk membuktikan kesantrian mereka, mulai dari sikap terhadap kiai, kemampuan keduanya mengimami jamaah, memimpin tahlil, bahkan sampai memimpin bacaan selawat. Keduanya sangat bisa,” ungkap dia.
Husnil pun menceritakan bahwa kiai-kiai sepuh yang disambangi Anies atau pun Gus Imin telah memberikan ijazah doa untuk diamalkan keduanya.
Di kalangan NU, lanjut dia, praktik ini hanya dilakukan untuk sosok yang dianggap istimewa.
"Tergantung tingkatannya. Kalau kiai sepuh itu menilai bahwa orang yang sowan itu sudah bisa mengamalkannya dan berada pada tingkatan cukup tinggi, beliau akan mengijazahkan doa-doa tertentu khusus untuk Pak Anies dan Gus Imin, banyak kiai yang akhirnya melakukan tirakat untuk melindungi keduanya melalui jalur-jalur langit,” kata Husnil
Kedua, pasangan AMIN sudah bekerja secara nyata untuk kepentingan umat dan santri.
Sebagai gubernur DKI Jakarta, Anies mewujudkan beasiswa untuk santri dan siswa madrasah.
Anies juga memberikan perhatian terhadap kesejahteraan para pengurus masjid, guru madrasah serta menjadikan para ulama sebagai penasihat.
"Kiai, ulama, habaib ditempatkan begitu terhormat oleh Pak Anies,” tambah Husnil.
Sedangkan Gus Imin, kata dia, memiliki kontribusi besar dalam proses kelahiran Hari Santri dan UU Pesantren.
“Para kiai, santri, dan nahdiyin lebih mempercayai yang sudah membawa bukti,” ujar dia.
Ketiga, nahdiyin melihat harapan tentang kebangkitan politik santri akan terwujud di tangan AMIN.
“Dari berbagai fase sejarah, santri tak pernah mendapatkan kesempatan. Bahkan, Kiai Ma’ruf Amin ternyata hanya dijadikan sebagai penggaet suara saja. Tidak diberi kewenangan strategis yang lebih luas. Dengan Pak Anies dan Gus Imin menjalankan kepemimpinan dwitunggal, insyaallah mengangkat harkat derajat politik santri dan memberikan keberpihakan kepada nahdiyin agar maju dan sejahtera,” tutupnya. (jpnn)
Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : JPNN.com