jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menyebut tema HUT ke-48 PDIP yakni "Mewujudkan Indonesia Berkepribadian Dalam Kebudayaan".
Tema HUT PDIP tersebut dilandasi atas hukum positif yang menjamin keberlangsungan kemajuan ekonomi, kesusilaan, kebudayaan dan pemerintahan yang berjalan diatas kebajikan.
BACA JUGA: HUT ke-48 PDIP, Risma Tanam Pohon Salak dan Kecapi Bersama Komunitas Ciliwung Condet
“Dasar dari segala upaya itu adalah keselamatan, kebahagiaan hidup rakyat, serta tetap hidupnya kepribadian bangsa," kata Megawati saat peringatan HUT ke-48 PDIP, yang diadakan secara live streaming virtual di Jakarta, Minggu (10/1/2021).
Menurutnya, pandemi Covid-19 seakan memperlihatkan kebenaran hukum evolusi, bahwa pergantian alam atau keadaan, perubahan zaman atau masyarakat selalu diikuti pergantian cara hidup dan penghidupan. Selalu terdapat pula sisi positif dan kemajuan dari setiap kesukaran.
BACA JUGA: Hasto: PDIP Dukung DPRD DKI Menciptakan Jakarta Bersih
“Saya menyampaikan belasungkawa mendalam bagi para tenaga kesehatan yang wafat dalam tugas pengabdian. Mereka terus mengabdikan diri menyelamatkan rakyat. Terima kasih bagi para pengajar dan pendidik yang terus mengabdikan diri menerangi anak-anak dengan ilmu pengetahuan, meski dengan kendala teknis. Terima kasih pula bagi para petani, nelayan, pekerja di semua sektor dan UMKM yang tidak menyerah, terus berjuang menjaga ekonomi negara tetap berjalan. Doa dan perjuangan Ibu bersama kalian," ujar Mega.
Mega menyampaikan dalam perjalanan politiknya, dirinya menempuh dengan membangun partai politik dari PDI menjadi PDI Perjuangan. Selama perjalanan itu, dirinya tanpa henti senantiasa mengggelorakan semangat dan tenaganya.
BACA JUGA: HUT PDIP, Megawati Perintahkan Kadernya di Seluruh Daerah Terjun Bersihkan Sungai
“Bendera harus terus kita kibarkan! Kibarkan dengan penuh keyakinan! Kita harus terus bergerak untuk mencapai tujuan, kita pasti akan berhasil sampai tujuan: Indonesia Raya! Indonesia yang sejati-jatinya merdeka!” katanya.
Dirinya mengaku telah merenung dan mencoba menggali kembali lembar-lembar perjalanan kehidupan politik yang telah ia lewati. Perenungan spiritual itu mengantarkannya pada memori terdalam tentang cita-cita dan gagasan politik seorang lelaki, yang dirinya panggil Bapak. “Bapak telah menempa saya sejak kecil untuk hidup di jalan pengabdian kepada Tanah Air
dan bangsa. Bapak mengatakan, Saya memohon kepada Allah SWT, tetapkan-lah kecintaanku kepada Tanah Air dan bangsa, selalu menyala-nyala di dalam saya punya dada, sampai terbawa masuk ke dalam kubur saat Allah memanggilku pulang,” ungkap Mega.
Mega telah menyampaikan kalimat tersebut tepat di tanggal yang sama, satu tahun lalu. Sebulan kemudian Indonesia dan dunia diguncang oleh virus Covid-19. Dunia dipaksa untuk masuk peradaban baru, yang justru seharusnya membuka mata batin, pikiran, dan jiwa.
“Inilah saatnya kita untuk benar-benar, konsisten, dan sungguh-sungguh menjalankan Pancasila. Pancasila jangan menjadi jargon. Bangsa ini butuh Pancasila diimplementasikan. Saat krisis seperti ini keimanan kita diuji untuk tetap berjuang dengan ikhtiar dan tawakal bagi kemanusiaan, dalam semangat persatuan," katanya.
"Hidupkan semangat kekeluargaan dan gotong royong, yang dipimpin oleh suatu kebijaksanaan, yang mengupayakan negara tetap dapat memelihara hidup dan penghidupan, yang sejahtera, tertib dan damai. Suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia!" ujar Mega.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich