HUT ke-50, Sarirasa Group Adakan Pameran Gemah Ripah yang Memukau

Sabtu, 10 Agustus 2024 – 17:47 WIB
Menparekraf Sandiaga Uno (ketiga dari kiri) menghadiri perayaan HUT ke-50 Sarirasa Group. Foto: Dok. Sarirasa Group

jpnn.com, JAKARTA - Menyusul kesuksesan luar biasa dari Pergelaran Semesta Rasa yang digelar pada 21 Juli, Sarirasa Group melanjutkan perayaan ulang tahun ke-50 dengan pameran Gemah Ripah yang penuh warna.

Acara ini akan diadakan di Atrium Utama Senayan City dari tanggal 9 hingga 11 Agustus, dan akan menampilkan kekayaan budaya Indonesia melalui serangkaian kegiatan yang menarik dan penuh makna.

BACA JUGA: Pameran Gemah Ripah Ramaikan HUT ke-50 Sarirasa Group

"Perayaan ulang tahun ke-50 kami bukan hanya perayaan pencapaian masa lalu, tetapi juga bukti komitmen kami yang tak tergoyahkan untuk melestarikan, mengangkat, dan mempromosikan budaya serta kuliner Indonesia," kata CEO Sarirasa Group Benny Hadisurjo.

"Melalui pameran Gemah Ripah dan berbagai inisiatif kami, kami bertujuan untuk menghormati warisan kami, merangkul modernitas, dan menginspirasi generasi mendatang. Kami sangat bersemangat untuk berbagi perjalanan ini dengan semua orang dan melanjutkan warisan keunggulan kami," kata Benny.

BACA JUGA: Menuju Perayaan Ulang Tahun ke-50, Sarirasa Group Suguhkan Petualangan Kuliner

Tradisi Berpadu Inovasi, Kuliner Indonesia Mendunia

Sarirasa Group telah lama dikenal sebagai pilar kuliner Indonesia, yang memulai perjalanan mereka dari warung kecil dan kini menjadi restoran yang digemari banyak orang.

BACA JUGA: Geram Kapolres Jember 5 Anggotanya Dikeroyok Pesilat PSHT, Aipda Parmanto Terluka Parah

Bapak dan Ibu Budi Hadisurjo, pendiri Sarirasa Group, selalu memegang teguh prinsip untuk menjaga keaslian dan cita rasa asli masakan Indonesia.

Dengan semangat yang diwariskan dari generasi ke generasi, Sarirasa Group terus berinovasi dan beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa melupakan akar tradisi.

Christopher Hadisurjo, penerus generasi berikutnya, memberikan terobosan untuk menjangkau lebih banyak pecinta kuliner dengan menu-menu yang relevan dengan preferensi masa kini, seperti menu vegetarian, penggunaan bahan-bahan non-GMO, dan penawaran khusus selama perayaan keagamaan.

Benny Hadisurjo memandang ke depan dengan rencana ambisius untuk memperkenalkan cita rasa Indonesia ke panggung internasional.

Melalui inisiatif Sarirasa Tanahmula, Sarirasa fokus pada ekspansi bisnis serta tanggung jawab sosial dan pengembangan komunitas, menciptakan dampak positif yang berkelanjutan.

Inisiatif Sarirasa Origin menekankan pentingnya melestarikan warisan kuliner Indonesia, memastikan bahwa setiap hidangan tradisional yang kaya cerita dapat dinikmati oleh generasi mendatang.

"Dengan memperkuat akar budaya dan mempromosikan nilai-nilai autentik, Sarirasa Group tidak hanya berusaha menjadi yang terbaik di industri kuliner, tetapi juga menjadi perusahaan yang membawa perubahan dan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan, siap menghadirkan cita rasa Indonesia ke seluruh dunia," kata Benny.

Kini, Sarirasa Group bersiap untuk melebarkan sayapnya ke kancah internasional. Meski masih dalam tahap perencanaan, visi besar Sarirasa untuk memperkenalkan kelezatan kuliner Nusantara ke seluruh dunia mulai menggeliat dengan semangat yang tinggi.

Chef William Wongso, dengan pengalaman dan dedikasinya dalam mempromosikan masakan Indonesia ke dunia internasional, memberikan landasan dan inspirasi yang kuat bagi Sarirasa.

Didukung oleh Felix Ang, Direktur Sarirasa International Europe, membawa strategi bisnis yang tajam dan berorientasi pada masa depan. Dengan pengetahuan mendalam tentang pasar Eropa, Felix berencana mengembangkan konsep restoran Sarirasa yang adaptif dan inovatif, siap untuk memenuhi selera dan preferensi konsumen internasional.

Stefan M. Tanaja dari Sarirasa International juga turut serta dalam perumusan strategi ekspansi ini. Stefan menekankan pentingnya keunikan Bali sebagai daya tarik utama dalam ekspansi internasional Sarirasa.

Rencana besar ini memperlihatkan bagaimana Sarirasa Group bersiap untuk menjadi duta kuliner Indonesia di pentas dunia. Meski ekspansi internasional ini masih dalam tahap perencanaan, dedikasi dan inovasi yang dibawa oleh para tokoh kunci ini akan menjadi fondasi yang kuat bagi Sarirasa dalam mewujudkan visi globalnya.

Di penghujung Pameran Gemah Ripah hari pertama, Sarirasa Group akan membawa pengunjung untuk melihat kembali momen-momen istimewa dari Pagelaran Agung.

Penjelasan mendalam tentang makna besar dari instalasi seni yang ditampilkan dalam pameran Gemah Ripah Sarirasa akan diberikan, membangkitkan apresiasi yang lebih dalam terhadap karya-karya seni yang ditampilkan. Swara Gembira, yang terkenal dengan penampilan artistiknya, akan memberikan narasi yang menggugah dan memperkaya pemahaman pengunjung tentang seni dan budaya Indonesia yang diwariskan melalui pameran ini.

Keamanan Pangan, Diplomasi Gastronomi, dan Keberlanjutan di Industri Perhotelan

Pameran Gemah Ripah juga berfokus pada keamanan pangan dan inovasi kuliner, yang menampilkan kontribusi Sarirasa Group dan para mitranya dalam memastikan kualitas produk.

Yoga Setyadharma dari Tofu Deli berbagi pengalaman tentang penerapan protokol ketat dan standar kebersihan dalam produksi tahu, yang sejalan dengan komitmen Sarirasa Group untuk menyediakan makanan yang aman dan berkualitas tinggi. Rita Andriana dari tim

Research & Development Sarirasa mengungkap rahasia bagaimana Sarirasa menggunakan pengawet makanan yang aman untuk memperpanjang umur simpan tanpa mengorbankan kesehatan konsumen.

Aries Adenata, pemasok kerupuk gendar untuk Sarirasa, menyoroti pentingnya penggunaan bahan alami dan praktik manufaktur yang higienis, memastikan setiap produk yang sampai ke tangan konsumen memenuhi standar tinggi Sarirasa.

Dalam upaya memperluas jangkauan kuliner Indonesia, Arsjad Rasjid, Ketua Umum KADIN Indonesia, berbicara tentang bagaimana perjanjian dagang dan inisiatif ekspor dapat menjadi jembatan kuliner, membantu bahan-bahan dan produk makanan dari Sarirasa Group menjangkau pasar internasional.

Arsjad juga menyoroti kontribusi tak ternilai dari diaspora Indonesia sebagai duta kuliner, yang melalui restoran dan inisiatif kuliner mereka, membantu membentuk persepsi global terhadap masakan Indonesia.

Stefan M. Tanaja dari Sarirasa International dan Felix Ang, Direktur Sarirasa International Europe, menyoroti pentingnya hubungan sejarah dan budaya antara Indonesia dan Belanda, menciptakan landasan yang subur untuk memperkenalkan Sarirasa di Eropa, dengan Belanda sebagai titik masuk utama.

Sarirasa Group juga menunjukkan komitmennya terhadap praktik berkelanjutan melalui berbagai inisiatif yang mendukung kelestarian lingkungan dan tanggung jawab sosial.

Dalam sesi diskusi tentang keberlanjutan di industri perhotelan, Prof. Dr. I Gede Pitana dan Vinda Damayanti Ansjar, S.Si., M.Sc., Direktur Pengurangan Sampah dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, memberikan wawasan penting mengenai strategi praktis untuk mengintegrasikan praktik berkelanjutan dalam operasi sehari-hari bisnis perhotelan.

Direktur Sarirasa Tanahmula Charles menambahkan bahwa Tanahmula memandang keberlanjutan bukan hanya dari sudut pandang ekonomi, tetapi juga sebagai tanggung jawab etis dan sosial, menciptakan dampak positif bagi lingkungan dan komunitas sekitar.

Keajaiban Wastra, Seni Lukis Kaca Terbalik, dan Wayang Tionghoa-Jawa

Sarirasa Group mengajak peserta untuk mendalami keajaiban Wastra Indonesia, yang tidak hanya memiliki makna budaya yang mendalam tetapi juga relevan dengan misi Sarirasa dalam melestarikan warisan Indonesia.

Dipandu oleh William Ingram, Founder Threads of Life, sesi ini menjelaskan bahwa seperti halnya Sarirasa yang berusaha mempertahankan cita rasa autentik dalam setiap hidangan, Wastra juga mempertahankan nilai-nilai tradisional yang kaya melalui setiap helai kain yang ditenun.

Namun, tantangan tidaklah sedikit. Para penenun tradisional menghadapi kesulitan dalam mengakses pasar global. Ingram mengupas strategi-strategi yang bisa diambil untuk mengatasi hambatan ini, serupa dengan upaya Sarirasa Group dalam memperkenalkan kuliner Indonesia ke pasar internasional. Melalui inisiatif Sarirasa Origin, Sarirasa tidak hanya berfokus pada aspek kuliner tetapi juga pada pelestarian dan promosi budaya.

Komitmen Sarirasa dalam melestarikan budaya tidak berhenti di situ. Diskusi berlanjut dengan seni lukis kaca terbalik Indonesia, dipandu oleh Hermawan Tanzil dan Chabib Duta Hapsoro dari LeboYe yang membahas teknik artistik dan makna budaya di balik setiap karya, memperlihatkan betapa pentingnya seni dalam mencerminkan identitas budaya. Sarirasa Origin bertujuan memastikan bahwa setiap elemen seni tradisional ini tetap hidup dan dihargai oleh generasi mendatang.

Selanjutnya, perhatian tertuju pada kebangkitan wayang Tionghoa-Jawa pasca-1965, dipandu oleh Dwi Woro Retno Mastuti dari Sanggar Budaya Rumah Cinta Wayang (Cinwa) dan Ki Aneng Kiswantoro.

Diskusi ini menggali dalamnya dampak iklim politik pada tradisi wayang dan bagaimana seniman berjuang mempertahankannya. Perjuangan ini mencerminkan misi Sarirasa Origin dalam menjaga dan mempromosikan warisan budaya Indonesia, menunjukkan dedikasi mereka terhadap pelestarian budaya di tengah tantangan.

Puncak acara menghadirkan sesi tentang diplomasi budaya, dipandu oleh Josephine Komara (Obin) dan Benny Grata dari Sarirasa Origin.

Obin berbicara tentang peran seni tradisional seperti batik dan wayang sebagai alat diplomasi yang efektif dalam memperkuat hubungan internasional. Desain tenun khusus untuk memperingati ulang tahun ke-50 Sarirasa diungkapkan, mencerminkan komitmen perusahaan dalam melestarikan warisan budaya. (rhs/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Siapkan 40 Ribu Kuota CPNS, 5% Ditempatkan di IKN


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler