Hal ini terlihat dalam penjemputan di Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Sabtu pagi (8/9) dimana kawasan Bandara DEO dipadati polisi. Di sekitar runway Bandara DEO saja saja dijaga ketat oleh sekitar 20 anggota Polres Sorong Kota.
Anggota sudah berjaga-jaga sejak satu jam sebelum kedatangan Anas dan Ibas. Pengamanan disepanjang landasan pacu tersebut sengaja dilakukan, untuk menjaga warga dan motor menyebrang sebagaimana yang sering kita lihat.
Melibatkan sekitar 20 personil, rasanya wajar, pasalnya dilandasan pacu sepanjang 2000 meter tersebut memang terdapat beberapa titik penyebrangan warga yang bermukim dibelakang bandara DEO. Di kanan dan kiri runway sendiri setidaknya terdapat sepuluh mata jalan penyebrangan dari kompleks pemukiman warga keluar dari kompelks. Anggota yang ditempatkan pun mengambil posisi tepat dimata jalan penyebrangan, dan selalu memantau setiap warga dan kendaraan yang menyebrang.
Penjagaan ketat sangat terasa. Sebelum pesawat Sriwijaya Air yang membawa Anas dan Iba mendarat di Bandara DEO, tampak mobil patroli milik polisi dan mobil patroli milik pihak bandara yang seliweran mengitari landasan. Sesekali petugas memperingatkan warga dan pengendara agar berhati-hati menyebrang dan lebih cepat saat meintas di landasan pacu yang seharusnya steril dari aktifitas warga itu.
Sekitar pukul 07.45 WIT saat pesawat yang mengangkut Anas dan Ibas serta rombongan dikabarkan akan segera mendarat, bunyi sirine menggaung , anggota langsung menghentikan warga yang hendak menyebrang. Beberapa kendaraan roda dua pun dihentikan jauh dari runway.
Saat pesawat Sriwijaya Air mendarat pukul 08. 00 WIT, runway Bandara DEO benar-benar sudah steril dari lalu lalang warga dan kendaraan..Pada hal, sebelum pesawat akan mendarat, ojek dan pejalan kaki dengan tenangnya menyebrang didaerah berbahaya itu. Menurut seorang warga, Jono, setiap hari tak hanya pagi dan sore hari, lalulalang warga menyebrang maupun ojek yang mengantar warga begitu leluasa tanpa merasa takut pesawat akan mendarat.
“Kalau ada sirine warga sudah tahu harus menunggu dan berhenti dulu, sampai tenang dan benar-benar bisa menyebrang baru kita lewat,”katanya. Ttak bisa dipungkiri sampai saat ini ratusan warga masih tinggal dibelakang areal Bandara, hal ini yang membuat runway Bandara DEO belum dapat steril dari lalu lalang warga yang menyebrang. Bahkan pagi itu juga terlihat beberapa warga yang olahraga dengan lari dirunway, menurut warga itu, ia setiap pagi dan sore sering berolahraga di landasan Bandara DEO.
Pengamanan kedatangan Anas dan anak presiden memang super ketat. Hal ini juga terasa di sekitar Hote Mariat tempat Anas dan Ibas menginap. Saat Anas dan Ibas baru tiba, Brimob, Polisi dengan sniper berjaga-jaga ketat di jalan utama depan Yohan. Wartawan yang mau masuk meliput harus menunjukkan identitasnya.
Dalam penjagaan super ketat ini juga tampak paspampres yang senantiasa mengawal anak Presiden SBY tersebut. Wartawan yang mau foto Ibas saja tidak boleh sembarangan, harus dengan jarak dan posisi tertentu. (reg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terpaksa Beli Air untuk Mandikan Jenazah
Redaktur : Tim Redaksi