jpnn.com, SERBIA - Klub asal Serbia, Red Star Belgrade telah mengeluarkan permintaan maaf.
Belgrade meminta maaf terkait pelecehan rasial yang diterima oleh penyerang AC Milan, Zlatan Ibrahimovic.
BACA JUGA: Para Pemain Athletic Bilbao Setuju Pengurangan Gaji, Klub Lain?
Ibra mengalami pelecehan dalam pertandingan leg pertama babak 32 besar Liga Europa mereka pada Jumat (19/2) kemarin.
Dalam pertandingan itu Ibrahimovic memang berada di bangku cadangan, tidak diturunkan hingga laga berakhir imbang 2-2 di Belgrade.
BACA JUGA: Southampton Akhiri Rentetan 6 Kekalahan saat Laga Kontra Chelsea
Namun, sorotan kamera menangkap seorang suporter yang melontarkan ejekan terkait etnis Ibrahimovic yang berasal dari Bosnia-Herzegovina.
"Red Star dengan keras mengecam hinaan kasar kepada Zlatan Ibrahimovic dalam pertandingan Liga Europa dengan AC Milan," ujar Red Star dalam sebuah pernyataan yang dikutip Goal pada Sabtu (20/2).
BACA JUGA: Tuchel Bilang Begini tentang Siapa Kiper Pertama Chelsea
"Klub melakukan segala upaya untuk menyelenggarakan acara pada tingkat tinggi dan kami tidak akan membiarkan individu primitif menodai keramahan tradisional Serbia."
"Kami akan bekerja sama dengan pihak berwenang untuk mengidentifikasi pelaku dan kami juga akan bersikeras bahwa ia dihukum sepenuhnya sesuai aturan yang berlaku."
"Red Star kembali dengan tulus meminta maaf kepada Zlatan Ibrahimovic dan kami menekankan bahwa klub tidak akan memiliki toleransi untuk insiden seperti itu di masa depan."
Ibrahimovic menjadi sasaran pelecehan karena latar belakangnya.
Ia lahir di Swedia dari seorang ibu Katolik Kroasia dan ayah Muslim Bosnia.
Suporter yang menghina pemain berusia 39 tahun itu menggunakan istilah yang merendahkan untuk Muslim Bosnia.
Ibrahimovic pada video yang ditampilkan tidak bereaksi terhadap komentar melecehkan tersebut.
Negara-negara yang sekarang menjadi Serbia, Kroasia, dan Bosnia-Herzegovina, pernah menjadi bagian dari Yugoslavia sebelum negara itu pecah pada awal 1990-an.
Awal 1990-an juga ditandai dengan perang berdarah yang melibatkan beberapa negara dari bekas Yugoslavia, yang diingat dengan jelas oleh sebagian besar penduduk di kawasan itu.(Antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang