jpnn.com - JAKARTA - Direktur PGN, Dilo Seno Widagdo menyambut baik langkah Pondok Pesantren di Jawa Timur, yang beralih menggunakan LPG ke kompor biomassa (pellet), yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Salah satunya pondok pesantren Nurul Huda, Bendungan Tengah, Keraton, Pasuruan, Jawa Timur.
Dilo mengatakan, banyak manfaat yang bisa didapat bila beralih menggunakan kompor pellet biomassa. "Kelebihan kompor pellet biomassa tidak menghasilkan asap, sehingga aman bagi kesehatan," ujar Dilo, Selasa (17/5).
BACA JUGA: Porsi Pembiayaan Syariah Masih Sangat Kecil
Di Indonesia saat ini sudah ada 14 pabrikan yang memproduksi pellet biomassa, namun sambung Dilo, karena belum ada pasar di dalam negeri, hampir seluruh produksinya di ekspor ke Korea dan Jepang.
Di kedua negara itu, pellet ini juga digunakan rumah tangga untuk memasak, ada pula sebagian untuk pembangkit listrik.
BACA JUGA: Top! Ekspor Non Migas Naik 29 Persen
Sedangkan untuk kompor biomassa, saat ini sudah ada beberapa produsen kompor lokal yang memproduksi dengan kualitas yang bagus dengan harga yang terjangkau. Untuk harga kompor buatan lokal berkisar Rp 400 ribu.
"Kompornya buatan dalam negeri, ada banyak pabrik yang produksi pellet di berbagai daerah, bahan bakunya dari limbah, tidak ada impor sama sekali. Aman dan tidak menimbulkan asap," tutur Dilo.
BACA JUGA: Realisasi Penerimaan Pajak Baru Rp 199 Triliun
Selain itu, untuk mengurangi ketergantungan terhadap energi impor, PGN sedang membangun infrastruktur gas bumi di Jawa Timur termasuk di Pasuruan. Saat ini ada lebih dari 260 pelanggan yang menikmati gas bumi PGN yang efisien dan ramah lingkungan, mulai dari rumah tangga hingga industri. (chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pesantren di Jatim, Kini Beralih ke Kompor Biomassa PGN
Redaktur : Tim Redaksi