Karena resiko yang dikhawatirkan ketika melahirkan, Dokter selalu menyarankan Emma untuk memilih dua calon bayi untuk memberi kesempatan hidup dua calon bayi lainnya. Namun saran dokter selalu ditolak.
Keteguhan hati Emma berakhir bahagia. Kelahiran bayi kembar empat yang hanya terjadi 1 berbanding 3,5 juta itu berjalan dengan baik dan lancar. 29 Februari lalu adalah perayaan ulang tahun pertama empat putra Emma yang diberi nama Zachary, Joshua, Ruben dan Sam.
"Instingku benar. Mereka kini benar-benar sehat dan menggemaskan," kata Emma dilansir dari maildaily, Minggu (3/3).
Emma (31) dan suaminya Martin (39), sebenarnya sudah memiliki seorang putra bernama Luke (3). Mereka tidak menyangka, ketika melakukan pemeriksaan kehamilan kedua, dokter mengatakan calon bayi mereka akan ada empat dan menjadi kembar identik.
"Saya berbohong kalau mengatakan itu mudah. Tapi kami sangat senang dan tidak akan pernah menyerah pada bayi ini," kata Emma menceritakan masa-masa awal kehamilannya.
"Pada 10 minggu pertama kehamilan, perutku kelihatan jauh lebih besar. Aku menderita morning sickness akut, ketika itulah aku mulai khawatir ada sesuatu yang salah," tambah Emma.
Setelah melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit ST Michael di Bristol, Dokter memperingatkan pasangan ini untuk mempertimbangkan kehidupan dua calon bayi mereka, untuk memberi kehidupan bayi dua calon bayi lainnya.
Saat itulah Emma mulai bimbang dan khawatir. Apalagi dokter sempat mengatakan, jika tidak memilih, potensi kehamilannya juga beresiko untuk mengalami keguguran atau bayinya akan lahir dengan penyakit bawaan permanen.
"Dokter mengatakan kami memiliki tiga pilihan. Pertama mengakhiri kehamilan, mengurangi kehamilan dengan membunuh beberapa embrio atau tetap melanjutkan," kata Emma soal pilihan dokter.
Saat itu Emma mengaku benar-benar dihadapkan pada pilihan sulit. Naluri seorang Ibu membawanya untuk menyentuh perutnya dan mengajak calon anaknya berbicara. Dengan penuh kelembutan Emma berusaha berbicara dengan buah hatinya. Ketika itulah Emma merasakan ada pergerakan yang luar biasa seolah sang calon anak menguatkannya.
"Rasa cinta yang luar biasa membuat saya mengatakan pada dokter, bahwa saya akan tetap menjaga keempatnya meski apapun resikonya," tegas Emma.
Memasuki usia kehamilan 12 minggu, Dokter kembali mengingatkan Emma soal resiko kehamilannya. Hal yang sama kembali disarankan Dokter ketika memasuki masa kehamilan 16 minggu.
"Saat itu aku merasa tidak adil. Merasa diberi tekanan besar dan aku mulai marah. Aku pergi ke rumah sakit untuk diberi tahu soal resiko ini, tapi setiap aku melihat calon anak-anak ini, aku berpikir soal rasa kehilangan orang yang dicintai. Pikiran untuk melepas dua dari empat tidak sanggup aku pikirkan," kata Emma.
Dokter memberi Emma dan suaminya batas waktu hingga 20 Minggu, apakah tetap melanjutkan atau membunuh dia calon bayi kembarnya. Ketika saat itu tiba, Dokter mengatakan bahwa empat calon bayi Emma adalah laki-laki. Seketika Emma menegaskan pada Dokter untuk tetap mempertahankan semua anak-anaknya.
"Saya memutuskan untuk melakukan segalanya sesuai kemampuan terbaik saya. Agar ke empat bayi ini bisa lahir ke dunia," tegas Emma pada Dokter saat itu.
Hingga momen bahagia sekaligus menegangkan itu terjadi. Tepatnya 29 Februari tahun lalu, empat bayinya selamat dilahirkan melalui operasi sesar. Saat lahir, Ruben yang pertama lahir menyusul Zachary, Joshua dan Sam.
Setelah mendapat perawatan selama dua bulan di rumah sakit karena bobotnya yang terlalu kecil, akhirnya Emma dan suaminya mendapatkan keajaiban, ketika putra-putra mereka diperbolehkan pulang. Hingga saat ini keempat putra mereka tumbuh menjadi anak yang sehat dan lucu.
"Kami mengurus mereka satu demi satu. Semuanya minum susu dari empat botol dan beratnya terus bertambah. Kami sangat bahagia semuanya tumbuh sehat," kata Emma.(afz/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perang Berdarah di Malaysia, 162 WNI Diungsikan
Redaktur : Tim Redaksi