jpnn.com - SAKIT yang dialami seorang ibu pada saat masih memberikan air susu ibu (ASI) kerap membuatnya sedih. Pasalnya, sang ibu khawatir bisa menularkan penyakit pada bayinya, sekaligus juga takut obat yang dikonsumsi akan berdampak buruk pada bayinya,
Namun, kabar yang disampaikan American Academy of Pediatrics (AAP) ini mungkin bisa memberi kelegaan pada ibu yang sedang menyusui. Sebab AAP menyebut sebagian besar obat aman dikonsumsi oleh para ibu yang tengah memberi ASI.
BACA JUGA: Inilah Alasan Wanita Panjang Umur Ketimbang Pria
"Manfaat menyusui lebih besar daripada risiko paparan obat yang paling terapeutik melalui ASI," tulis laporan yang dipublikasikan di The Journal Pediatrics seperti dilansir laman Women's Health, Minggu (27/10).
Laporan itu juga menyebut obat-obatan seharusnya diberi keterangan manfaat maupun risikonya, termasuk efek yang mungkin terjadi pada bayi. Sebab, hal itu menjadi beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan oleh dokter saat menentukan apakah suatu obat boleh dikonsumsi ibu menyusi atau tidak.
BACA JUGA: Ini Alasan Pria Palsukan Orgasme
Meski demikian, beberapa obat bisa menjadi masalah saat menyusui, termasuk beberapa obat penghilang sakit, obat-obatan psikoaktif (seperti antidepresi), obat untuk penyalahgunaan alkohol, serta obat-obatan yang membantu orang berhenti merokok. Produk herbal, suplemen makanan juga bisa jadi penyebab kekhawatiran.
Karena obat baru terus disetujui, rajinlah untuk memeriksa obat apa saja yang boleh dikonsumsi ke sumber yang terpercaya. Namun, lebih baik anda memastikannya lagi dengan berkonsultasi pada dokter kandungan.
BACA JUGA: 6 Hal yang Bisa Mempengaruhi Mimpi
Sebelumnya diberitakan, Food and Drug Administration (FDA) memerkirakan 10 persen atau lebih dari cacat lahir merupakan akibat dari obat yang dikonsumsi oleh ibu selama kehamilan. Faktanya, lebih banyak dari para ibu hamil ini lebih memilih menggunakan internet untuk mencari informasi mengenai keamanan obat terhadap janin daripada konsultasi langsung ke dokter kandungan.
Padahal dalam studi yang dipublikasikan sebuah jurnal keamanan obat bulan lalu mengungkapkan bahwa ada kemungkinan salah informasi dan ketidakakuratan jika mencari informasi hanya melalui internet. Sebab, sumber informasi itu belum tentu bisa dipastikan.
Laporan tersebut menyimpulkan bahwa di antara obat yang disetujui untuk digunakan di Amerika Serikat pada tahun 2000-2010, 80 persen di antaranya tidak memiliki data pasti, sedangkan 98 persen tidak bisa dijelaskan risikonya. Studi ini juga menemukan adanya 22 dari produk yang terdaftar dalam kategori aman oleh satu atau lebih situs, namun terdaftar dalam kategori tidak aman oleh satu atau lebih dari situs lainnya.(fny/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ajari Anak Melawan ketika Diperlakukan Mesum
Redaktur : Tim Redaksi