jpnn.com - JAKARTA – Pernyataan Ketua Umum DPP Partai Golkar versi Munas Bali Aburizal Bakrie di forum Rapimnas Golkar, Sabtu (23/1) malam menunjukkan sikap inkonsisten pria yang akrab dipanggil Ical itu.
Di satu sisi Ical menegaskan Golkar mendukung pemerintah. Dia juga mengatakan, perubahan sikap ono bukan berarti Golkar menjilat ludah sendiri atau menghamba pada kekuasaan. Sementara di sisi lain, Ical mengatakan Golkar tidak keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP), namun tetap berada dalam kubu kebangsaan yaitu kubu merah putih.
BACA JUGA: Rezim Ical Diyakini Segera Berakhir
"Ini sikap politik yang ambigu dan main dua kaki. Negara yang menganut sistem presidential seperti Amerika Serikat tidak mengenal sikap politik abu- abu," ujar Pengamat Politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Pangi Syarwi Chaniago, Minggu (24/1).
Menurut pria yang akrab disapa Ipang ini, dalam sistem politik di Amerika Serikat, pemenang pemilihan presiden otomatis menjadi partai utama pendukung pemerintah (koalisi). Sementara partai yang kalah otomatis menjadi partai oposisi.
BACA JUGA: Kata Pengamat, Ical Bangun Opini Korban Politik Penguasa
"Jadi tidak ada sikap politik yang mendua alias samar-samar atau sikap politik serba tidak jelas," ujarnya.
Meski begitu Ipang berharap dengan bergabungnya Golkar ke pemerintah, akan semakin memercepat terkembangnya kembali layar partai berlambang pohon beringin tersebut dan bisa berlari kencang merebut kembali kejayaannya.
BACA JUGA: 5 Film Inspiratif yang Wajib Ditonton Para Pebisnis
Ipang mengutarakan hal tersebut karena melihat Golkar sangat hebat dalam mengelola kekuasaan, namun tidak berdaya dihadapkan pada konflik dan pertikaian internal. Hal tersebut terlihat dalam konflik berkepanjangan yang sudah setahun lebih berlangsung.
"Begitu rapuh dan tak berdaya menghadapi konflik internal, walaupun keluarnya nampak kuat dan hebat," ujar Ipang.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ical: Dukung Pemerintah Bukan Berarti Duduk di Pemerintahan
Redaktur : Tim Redaksi