ICEBM Untar 2024 jadi Sarana Percepatan Pencapaian SDGs untuk Semua Sektor

Kamis, 21 November 2024 – 17:39 WIB
International Conference on Entrepreneurship and Business Management (ICEBM) ke-13 sukses digelar oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) di kampus II Untar. Foto: dok UNTAR

jpnn.com, JAKARTA - International Conference on Entrepreneurship and Business Management (ICEBM) ke-13 sukses digelar oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) di kampus II Universitas Tarumanagara (Untar), Kamis (14/11/2024). 

Bertema “Pendekatan Inovatif untuk Integrasi Sustainable Development Goals (SDGs) dalam Operasi Bisnis, ICEBM menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang yaitu akademisi, praktisi, dan pemilik bisnis

BACA JUGA: Luar Biasa! Untar Masuk 10 Besar PTS Terbaik di Indonesia versi QS WUR 2025

Rektor Untar Prof. Dr. Amad Sudiro, S.H., M.H., M.Kn., M.M. menyatakan dunia bisnis dan pendidikan memiliki peran signifikan mengintegrasikan 17 tujuan SDGs ke dalam masing-masing bidang.

ICEBM 2024 bertujuan memfasilitasi kolaborasi antara sektor bisnis termasuk pendidikan, pemerintah, dan masyarakat dalam mempercepat pencapaian SDGs. 

BACA JUGA: Semangat Inovasi Untar Bisa Menginspirasi Institusi Lain dalam Dukung Pembangunan Berkelanjutan

Prof. Amad dalam sambutannya menyatakan SDGs yang ditetapkan sebagai tujuan global menciptakan dunia yang lebih baik dan berkelanjutan pada 2030.

Oleh karena itu pengaplikasian SDGs harus mendapat perhatian besar dari semua sektor. 

BACA JUGA: Wisuda ke-84 Untar, Rektor Tekankan Pendidikan untuk Pembangunan Berkelanjutan

Adapun 17 tujuan dalam SDGs mencakup pengentasan kemiskinan, pengurangan ketidaksetaraan, dan memerangi perubahan iklim.  

“Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan dukungan semua pihak, bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Secara sadar pelaku bisnis bidang apapun harus memiliki kepedulian menciptakan keberlanjutan yang memberi dampak bagi kehidupan yang lebih baik," ungkapnya. 

Menurut Prof Amad, tema ICEBM menyoroti perlunya perubahan dalam pengelolaan bisnis yang mendukung perubahan sosial dan lingkungan secara positif disamping menciptakan nilai ekonomi. 

Penyelenggaraan ICEBM tahun ini mengundang narasumber dari INTI International University Malaysia Assoc. Prof. Dr. Wong Chee Hoo, Dr. Mothilal De Silva (CEO dan Co-Founder Internet Plus Asia, Sri Lanka), serta Charles Saerang, Ph.D. (Ahli Jamu dan Pemilik PT JMK). Mereka banyak menyampaikan hal-hal praktis yang dapat dilakukan untuk tercapainya SDGs ini.  

Adapun implementasi SDGs dalam ICEBM berfokus pada internasionalisasi dan ekonomi bisnis dilakukan dengan mendorong kerja sama global untuk mencapai tujuan bersama. 

Untar berkolaborasi dengan mitra universitas internasional untuk berbagi pengetahuan mengenai keberlanjutan serta mengembangkan program kewirausahaan yang mendukung inovasi sosial dan ekonomi. 

Para mitra mendiskusikan model bisnis inklusif dan praktik terbaik untuk meningkatkan daya saing global, sambil tetap menjaga keberlanjutan sosial dan ekonomi. 

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Untar Prof. Dr. Sawidji Widoatmodjo, S.E., M.M., M.B.A. mengatakan ICEBM yang merupakan acara tahunan, tidak saja membahas hal-hal krusial yang dihadapi dunia, tetapi juga memberikan solusi melalui penelitian-penelitian para dosen dan mahasiswa. 

Ketua Komite ICEBM Dr. Hetty Karunia Tunjungsari pada kesempatan yang melaporkan bahwa konferensi terselenggara atas kolaborasi Untar dengan berbagai mitra perguruan tinggi dalam dan luar negeri yaitu Taiwan, Malaysia, Cina, Timor Leste, Australia, dan Thailand. 

Pembahasan SDGs dalam Dunia Bisnis dan Pertukaran Mahasiswa Internasional 

Wong Chee Hoo, yang mendapat kesempatan pertama sebagai pembicara, membahas konsep Circular Economy (CE) sebagai pendekatan transformasional untuk produksi dan konsumsi yang berkelanjutan. 

CE bertujuan mengatasi model ekonomi linear (take-make-dispose) dengan sistem regeneratif dengan menjaga nilai produk, material, dan sumber daya agar bertahan lebih lama. 

Wong Chee Ho menjelaskan implementasi SDGs di Malaysia, bersifat sukarela, misalnya melakukan gerakan kegiatan ramah lingkungan dengan penggunaan kendaraan listrik, panel surya, pengembangan teknologi berbasis data untuk menciptakan kemudahan, serta mendorong peningkatan nilai secara ekonomi dan sosial.  

Start Up dan SDGs

Pembicara kedua, Mothilal Da Silva, memaparkan bahwa perusahaan startup, harus mampu memberi solusi pada permasalahan yang terjadi pada suatu komunitas dengan membuat produk yang dibutuhkan.

Kemudian, menetapkan visi, misi, dan strategi perusahaan yang memasukkan prinsip keberlanjutan (SDGs) agar menciptakan dampak jangka panjang bagi seluruh pemangku kepentingan. 

Selain itu, penting bagi startup untuk membangun ekosistem kolaboratif melalui kemitraan yang memungkinkan berbagi risiko, biaya, dan sekaligus mengisi kekurangan teknis atau manajerial. 

"Sebagai seorang pimpinan dalam ekosistem ini, startup dapat menghubungkan dengan berbagai pihak guna mencapai tujuan keberlanjutan bersama," kata Mothilal. 

Charles Saerang menjelaskan bisnis adalah proses yang adaptif dan kreatif menjadi syarat untuk bertahan. 

"Jadi, inti dari SDGs adalah kemampuan untuk bertahan," imbuhnya.  

Dalam rangkaian kegiatan ICEBM, diselenggarakan pula pertukaran dosen dan mahasiswa antara Untar dan KSU, Taiwan. Dosen dan mahasiswa yang terlibat adalah Fakultas Hukum (FH) Untar dan Fakultas Ekonomi Bisnis, KSU, dengan staf pengajar Prof. Ariawan Gunadi, S.H., M.H. dan Assoc. Prof. Linda Linchin Lin. (jpnn)


Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Elvi Robiatul, Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler