"Sekarang saya hanya menunggu respon mereka. Yang terpenting adalah bagaimana tindakan kedua badan arbitrase tersebut. Semoga ke depannya di Munas PB PBSI atau Pengprov PBSI bisa berjalan sportif," kata Icuk kemarin.
Juara dunia nomor tunggal putra edisi 1983 ini menyatakan apa yang dilakukannya ini adalah bentuk keterpanggilan dirinya untuk memperbaiki sistem yang ada. "Kalau saya mendiamkan kejadian Munas di Yogyakarta, dampaknya ke level bawah akan jelek. Nantinya akan berdampak di pengprov-pengprov. Nanti bisa ada sebuah kondisi yang tidak fair yang berkelanjutan," sambungnya.
Seperti diketahui, Jum"at pekan lalu (28/9), Icuk Sugiarto didampingi pengacara Juchli "Imran Putra dan Ketua Umum Pengprov PBSI Riau dan NTB, "secara resmi "melaporkan pelanggaran yang terjadi dalam Munas kepada " BAKI dan BAORI. Salah satu calon Ketum di Munas PB PBSI 20-22 September lalu itu menggugat hasil Munas yang menurutnya cacat hukum. Salah satu legenda bulu tangkis tanah air itu merasa diperlakukan tidak fair dalam proses pemilihan Ketu PBSI yang akhirnya dimenangkan secara aklamasi oleh Menteri Perdagangan Gita Wirjawan.
"Icuk dalam kapasitasnya sebagai Ketua Umum Pengprov DKI, menyerahkan berkas pelaporan "pelanggaran dan gugatan Munas PBSI itu kepada dua lembaga arbitrase tersebut. Secara prbadi sebagai calon Ketum, Icuk juga berencana melaporkan perlakukan "tidak menyenangkan yang dialaminya kepada pihak kepolisian.
Icuk menjelaskan bahwa gugatannya ini tidak terkait dengan Gita Wirjawan. "Ini tidak ada kaitannya dengan Pak Gita Wirjawan. Gugatan ini antara saya dengan oknum-oknum pengurus PBSI," paparnya.
Sebelumnya, Ketum PB PBSI demisinoner Djoko Santoso menegaskan siap menghadapi gugatan jika Icuk Sugiarto benar-benar melakukannya. Tapi Djoko tetap berharap persoalan ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan. "Tantangan bulu tangkis ke depan makin berat. Untuk apa berkonflik. Lebih baik bersatu membangun dunia bulu tangkis kita," kata Djoko. (ali)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kerjasama Mulai Solid
Redaktur : Tim Redaksi