JAKARTA - Divisi Monitoring Publik Indonesia Corruption Watch (MPP-ICW) yang tergabung dalam Koalisi Pendidikan menemukan bocoran kunci jawaban Ujian Nasional (UN) di SMK Widuri Jakarta. Kunci jawaban ini diperoleh dari siswa yang menerima bocoran tersebut dari pejabat sekolah sesaat sebelum ujian berlangsung.
Peneliti MPP ICW, Siti Juliantari Rachman meyakini kunci jawaban yang beredar di kalangan siswa SMK Widuri tersebut disadur dari naskah asli karena dibuat dalam bentuk 20 variasi, untuk soal ujian Bahasa Inggris.
"Bukti kecurangan sistemik UN adalah, pertama, kunci jawaban ini dibuat dengan rapi untuk 20 tipe soal. Hal ini tidak mungkin dilakukan oleh guru disekolah, menjelang satu hari soal sampai disekolah," kata aktivis yang akrab disapa Tari itu, Jumat (24/5).
Melihat lembaran kunci jawaban yang beredar itum Siti menduga kuat pelakunya adalah oknum lain yang mengetahui distribusi soal. Kedua, yang melakukan kecurangan adalah pejabat-pejabat sekolah.
"Artinya perubahan jumlah variasi soal dari lima jenis menjadi dua puluh jenis juga tidak menghilangkan kecurangan UN. Masih ditemukan bocoran kunci jawaban yang beredar di kalangan siswa," tegasnya.
Dikatakannya pula, perubahan jumlah jenis soal menjadi lebih banyak dalam pelaksanaan UN tahun ini juga sebagai bukti bahwa Kemdikbud juga mengakui masih ada kecenderungan contek mencotek maupun bocoran yang beredar dikalangan siswa.
"Bagaimana hasil tersebut dapat dikatakan benar mencerminkan keadaan pendidikan di Indonesia, jika banyak terjadi kecurangan di dalamnya? Bagaimana validitas hasil UN 2013?," katanya mempertanyakan.(fat/jpnn)
Peneliti MPP ICW, Siti Juliantari Rachman meyakini kunci jawaban yang beredar di kalangan siswa SMK Widuri tersebut disadur dari naskah asli karena dibuat dalam bentuk 20 variasi, untuk soal ujian Bahasa Inggris.
"Bukti kecurangan sistemik UN adalah, pertama, kunci jawaban ini dibuat dengan rapi untuk 20 tipe soal. Hal ini tidak mungkin dilakukan oleh guru disekolah, menjelang satu hari soal sampai disekolah," kata aktivis yang akrab disapa Tari itu, Jumat (24/5).
Melihat lembaran kunci jawaban yang beredar itum Siti menduga kuat pelakunya adalah oknum lain yang mengetahui distribusi soal. Kedua, yang melakukan kecurangan adalah pejabat-pejabat sekolah.
"Artinya perubahan jumlah variasi soal dari lima jenis menjadi dua puluh jenis juga tidak menghilangkan kecurangan UN. Masih ditemukan bocoran kunci jawaban yang beredar di kalangan siswa," tegasnya.
Dikatakannya pula, perubahan jumlah jenis soal menjadi lebih banyak dalam pelaksanaan UN tahun ini juga sebagai bukti bahwa Kemdikbud juga mengakui masih ada kecenderungan contek mencotek maupun bocoran yang beredar dikalangan siswa.
"Bagaimana hasil tersebut dapat dikatakan benar mencerminkan keadaan pendidikan di Indonesia, jika banyak terjadi kecurangan di dalamnya? Bagaimana validitas hasil UN 2013?," katanya mempertanyakan.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggaran Kurikulum 2013 Disetujui
Redaktur : Tim Redaksi