jpnn.com, JAKARTA - PT IDeA Indonesia Akademi Tbk akhirnya tercatat di Bursa Efek Indonesia pada 9 September 2021, setelah 12 tahun berdiri.
Adapun saham perdana yang ditawarkan dengan harga Rp140 per saham dengan total dana yang diraup sebesar Rp29,7 Miliar.
BACA JUGA: Ngeri, Ada Benang Keluar dari Wajah, Anggita Sari: Kepala Gue Sakit
“IDeA Indonesia saya dirikan untuk mewujudkan gagasan pendidikan vokasi ideal bagi Indonesia, yang tidak hanya mendidik dan melatih, tapi juga membantu penyaluran kerja,” kata Direktur Utama PT Idea Indonesia Akademi Eko Desriyanto.
Sejauh ini, IDeA Indonesia merupakan Penyedia Jasa Pendidikan Vokasi Pertama di Indonesia, yang berhasil IPO dan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
BACA JUGA: Didimax Berjangka Kembali Jadi Sponsor Persib Bandung di BRI Liga 1 2021
Namun, yang lebih membanggakan Eko adalah fakta IDEA telah membantu lebih dari 4.500 alumni untuk bekerja pada sektor pariwisata, hotel, kapal pesiar, restoran, dan ekonomi kreatif.
“Artinya, ada lebih dari 4.500 keluarga yang merasakan manfaat keberadaan IDEA,” serunya.
BACA JUGA: Nasib Rohimah Usai Cerai dari Kiwil, Anak Belum Bayar Sekolah, Hingga mau Jual Rumah
Eko memutuskan melakukan IPO dan melantai di BEI untuk mendorong IDEA berstandard perusahaan Go Public dan menjadi Good Governance Corporation.
“Dengan IPO, IDeA Indonesia masuk dalam jajaran perusahaan yang lebih akuntable dengan pengawasan Bursa dan OJK, sehingga kepercayaan publik dengan sendirinya akan meningkat,” tuturnya.
Eko menggunakan modal segar dari IPO untuk mengembangkan platform hybrid learning, mengembangkan cabang, penambahan kapasitas asrama, penyertaan modal pada entitas anak, dan sisanya sebagai dana operasional.
“Target bisnis tahun ini kami akan menyelesaikan platform digital hybrid learning dan membuka cabang IDEA bekerja sama dengan hotel-hotel mitra sebagai Teaching Factory. Saat ini MGM Horison Group telah menandatangani Non-Disclosure Agreement menuju kerja sama Teaching Factory pada hotel-hotel di bawah management Horison," paparnya.
Kerja sama ini menargetkan 20 cabang IDEA yang akan dibuka bertahap dalam lima tahun ke depan. IDEA menargetkan minimal 1.000 peserta pelatihan offline pada setiap cabang.
Sementara untuk platform hybrid learning, targetnya 10 -15 ribu peserta pelatihan setiap tahun.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy