"Kami mengimbau pihak keluarga korban," kata Anton, di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Jumat (11/5).
"Saya tidak mau berandai-andai korban yang kita terima bentuknya seperti apa. Apakah lengkap dari kepala sampai kaki, atau kita hanya terima ujung jari kelingkingnya atau rambutnya," kata Anton lagi.
Karenanya, Anton menegaskan lagi, pengumpulan DNA itu sangat penting. Apalagi, sesuai dengan standar internasional DVI, mulai dari sidik jari sampai DNA, sehingga bila ada pemeriksaan jenasah, tak perlu mencari-cari lagi.
Anton mengatakan sulit untuk menentukan tenggat waktu soal DNA tersebut, sebab setiap kasus punya ciri yang khas.
"Sangat sulit menentukan bisa berapa hari bisa berbulan," ungkap Anton.
Seperti diketahui dari 45 penumpang pesawat naas SSJ 100 yang jatuh di Gunung Salak Bogor, Jabar, itu baru 28 DNA keluarga penumpang yang dikumpulkan. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 12 Jenazah yang Ditemukan Belum Dikenali
Redaktur : Tim Redaksi