Identitas Atlet Pun Banyak Tertukar

Jumat, 29 November 2013 – 17:44 WIB

jpnn.com - JAKARTA – Myanmar sebagai tuan rumah SEA Games edisi ke-27 ini memang carut marut urusan persiapan. Kemarin (28/11) di Kantor Komite Olimpiade Indonesia (KOI) didapati banyak laporan kesalahan tanda pengenal kontingen Indonesia.

Mulai keterangan data cabang olahraga (cabor) atlet, nama atlet, dan foto. Tak hanya atlet, kesalahan juga terjadi kepada para awak media Indonesia yang meliput ke Myanmar. Tanda pengenal beberapa media bahkan belum ada di Indonesia.

BACA JUGA: Kesempatan Langka Timnas Bisa Main di Spanyol

Ketua bidang media dan humas KOI Raja Parlindungan Pane membeberkan Myanmar yang masih belajar ini banyak melakukan miskordinasi. Dari beberapa kali pertemuan KOI dengan pihak Myanmar semua memang fasilitas serba terbatas.

Karena itulah hari ini (29/11) kesalahan tanda pengenal yang terjadi baik kepada atlet, ofisial, ataupun media akan dikebut dibereskan.

BACA JUGA: Lima Posisi Manajer Dilorot

“Bahkan id card untuk pejabat Kemenpora ada yang salah. Baik foto dan jabatan. Lalu Ibu Rita Subowo, ketua KOI juga salah ejaan nama. Kemungkinan ini karena untuk bikin id card, Myanmar harus pesan ke Tiongkok. Jadi memang ribet,” jelas Raja.

Raja secara tegas menyebutkan ada kekhawatiran soal belum beresnya id card ini membuat kepanikan bertambah. Apalagi sebelumnya ditegaskan adanya endemi malaria yang sedang mewabah di Myanmar.

BACA JUGA: 20 Pemain Indonesia XI Jajal Spanyol

Id card ini penting sekali. Kita tahu, tuan rumah ini adalah negara yang baru belajar demokrasi. Kita ada kekhawatiran jika nama dalam id card salah, akses yang didapat juga tak bisa maksimal,” ucap Raja.

Soal ruwetnya id card ini, manajer pelatnas atletik Johannes Paulus Lay menuturkan pihaknya juga khawatir karena hingga kemarin (28/11) belum menerima tanda pengenal. Sehingga Paulus belum bisa menyatakan dimana letak kesalahan yang dialami kontingennya.

Kalaupun kesalahan nama ataupun tak terdaftar di kontingen SEA Games, itu menjadi tanggung jawab KOI menurut Paulus. Apalagi yang mengatur pengiriman kontingen ke luar negeri selama ini di bawah bendera KOI.

“Dengan pengalaman SEA Games yang sudah-sudah, saya yakin masalah ini bisa diatasi,” ucap Paulus. Paulus sepertinya lupa. Di SEA Games XXV/2009 lalu di Laos, sprinter SErafi Unani batal berlomba di 100 meter putri karena ada salah pendaftaran. Artinya SErafi tak bisa bertanding dan Indonesia kehilangan potensi medalinya.

Sementara itu, dari surat elektronik yang diterima dari Kedutaan Besar Indonesia di Myanmar mereka menyangkal soal wabah malaria yang melanda Myanmar. Bahkan di Myanmar tak ada pemberitaan mengenai hal itu.

“Beberapa hari lalu memang ada peringatan wabah malaria di Myanmar oleh PBB selama dua hari. Kalau Myanmar sedang terjangkit malaria, rasanya tidak,” tulis staf humas Kedutaan Indonesia di Myanmar Wan Yan KO dalam surat elektronik. (dra/mas)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Philipp Lahm Absen Dua Pertandingan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler