IHSG Diyakini Tetap Tumbuh

Rabu, 02 Januari 2013 – 07:01 WIB
JAKARTA - Perjalanan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tahun 2013 akan dimulai hari ini (Rabu, 02/01). Presiden SBY dijadwalkan untuk membuka kembali perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan IHSG akan kembali bergerak setelah akhir tahun lalu ditutup di level 4,316.39.
   
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Ito Warsito, mengatakan secara umum 2013 tidak akan banyak berbeda dengan tahun lalu khususnya dari sisi perekonomian global. Eropa masih terus berjuang melakukan perbaikan dan Amerika Serikat (AS) masih berkutat dengan upaya pemulihannya.

"(Perekonomi an) Indonesia sendiri kita yakini masih akan tumbuh di atas 6 persen. Konsesus analis di mana-mana masih meyakini seperti itu," ujarnya, Selasa (1/1).

Itu menjadi modal bagi indonesia karena akan menjadi daya tarik bagi investor untuk terus menanamkan dananya di pasar modal dalam negeri. "Investor asing sampai jelang akhir tahun ini (2012) masih net buy (pembelian bersih) sekitar Rp 15,4 triliun di secondary market. Artinya investor asing masih terus tumbuh walaupun proporsi kepemilikan terus turun," terangnya.
   
Ito meyakini bahwa IHSG masih akan terus naik tahun 2013 ini dan Indonesia masih menjadi salah satu pusat pertumbuhan dunia. "Laba emiten masih akan naik karena pertumbuhan ekonomi juga terus naik," ucapnya.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI), Pardomuan Sihombing, mengatakan potensi pertumbuhan emiten secara rata-rata tahun 2013 ini di kisaran 20 persen. Sehingga jika dikalikan dengan posisi IHSG saat penutupan akhir tahun kemarin maka sepanjang 2013 IHSG berpeluang menembus level 5,100 an.

"Kami perkirakan potensi pertumbuhan kinerja emiten yang ada di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun depan antara 15 persen sampai 20 persen," ujarnya.

Kinerja IHSG tahun depan menurutnya akan ditopang sektor finance, infrastruktur, properti, industry dasar, aneka industry, dan perdagangan. Scenario pertumbuhan emiten sekitar 15 sampai 20 persen itu dengan harapan pertumbuhan ekonomi Indonesia minimal 6,3 persen dan defisit neraca perdagangan tidak terlalu tinggi sehingga tidak mengakibatkan pelemahan terhadap nilai tukar rupiah.

Pardomuan menilai bahwa target pertumbuhan kinerja emiten sebesar 20 persen itu bukan hal yang bombastis. Secara empiris dalam 23 tahun terakhir IHSG naik rata-rata 19,6 persen dan pertumbuhan ekonomi Indonesia terjaga di kisaran 6 persen dalam 10 tahun terakhir.

Analis Trust Securities, Reza Priyambada, mengatakan mengutip dari data Kementerian Keuangan dan tertuang dalam APBN 2013 bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini di angka 6.80 persen naik dari APBN 2012 di angka 6.50 persen. Meskipun realisasinya tahun ini belum bisa diumumkan pemerintah karena masih dalam proses penghitungan.

Sementara inflasi dalam APBN 2013 di angka 4.90 persen atau turun dari APBN 2012 di angka 6.80 persen. Reza mengatakan pada tahun ini minat calon emiten untuk menerbitkan saham maupun obligasi masih tinggi dengan memertimbangkan situasi pasar yang kemungkinan masih terpengaruh dari kondisi global.

"Penjamin emisi sebisa mungkin dapat melihat kapan waktu yang pas (market timing) bagi calon emiten maupun emiten untuk melakukan emisi," ungkapnya dalam riset outlook 2013, kemarin.
      
Lelang obligasi sumber pembiayaan APBN 2013 didominasi dari penerbutan Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi rupiah. Hal ini menunjukkan bahwa pembiayaan ke depan akan lebih bersumber dari dalam negeri sehingga bebas dari risiko nilai tukar.

Tahun ini industri properti dinilai masih positif didukung subsektor real estate dan hunian dan kostruksi.Kebutuhan akan aset properti masih tinggi didukung oleh perbaikan kehidupan masyarakat. "Sejumlah proyek tengah disiapkan industri properti, terutama di luar pulau Jawa dan suku bunga KPR masih relatif stabil (sekitar 7 sampai 11 persen)," tuturnya.

Dari sektor industri dasar, subsektor industri semen dan pakan ternak dinilai paling potensial. Di sektor ini Reza merekomendasikan beberapa saham layak dipertimbagnkan berdasarkan market cap di antaranya sMGR, INTP, dan CPIN.

Industri konsumer diproyeksi masih akan didominasi oleh subsektor makanan. Pertimbangan saham antara lain INDF, ICBP, KLBF, UNVR, dan ROTI.

Sementara itu, Senior Research PT HD Capital, Yuganur Wijanarko, meminta agar investor mewaspadai potensi tekanan jual di hari perdana perdagangan 2013 ini. "Diperkirakan setelah penutupan akhir tahun yang terkesan "basa basi", pada awal tahun 2013 ini IHSG akan dibayangi kembali oleh tekanan jual," ujarnya, kemarin.

Tekanan jual ini dapat membawa IHSG menguji lower end support di level 4,240. Yuganur merekomendasikan akumulasi on weakness secara bertahap. Saham pilihan be;I di antaranya BBRI, MNCN, HRUM, dan LSIP. IHSG diperkirakan akan bergerak di kisaran support pada rentang 4,240-4,120 dan resistance di level 4,340-4,250.(gen)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tahun 2012 jadi Milik MNC Group

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler