jpnn.com, JEMBRANA - Ikan tangkapan nelayan di Kabupaten Jembrana, Bali sedang melimpah. Namun, efeknya adalah harga ikan menjadi terlalu rendah.
Ikan tangkapan nelayan Jembrana yang masuk tempat pelelangan ikan (TPI) Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan dalam dua bulan terakhir meningkat sangat drastis. Pada bulan September lalu, total ikan yang masuk TPI sebanyak 1.280.654 kilogram dengan nilai Rp 11,2 miliar.
BACA JUGA: Intel TNI Tak Bernyawa Lagi, Diduga Akibat Hipertensi
Sebulan kemudian atau Oktober, ikan tangkapan nelayan naik dua kali lipat menjadi 2.102.722 kilogram. Namun nilai harganya hanya Rp 10,06 miliar.
Harga ikan di Jembrana hanya berkisar Rp 5 ribu. Bahkan, ikan dengan kualitas rendah untuk tepung hanya Rp 3 ribu per kilogram.
BACA JUGA: Jadi Guide Ilegal di Bali, WN Tiongkok Mengaku Anggota BIN
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Jembrana I Made Widanayasa mengungkapkan, harga ikan yang cukup rendah adalah jenis tongkol dan layang. “Memang sesuai dengan mekanisme pasar, ketika melimpah harganya anjlok,” katanya seperti diberitakan Radar Bali.
Menurutnya, HNSI Jembrana telah menggelar pertemuan pada akhir pekan lalu guna membahas masalah harga ikan yang anjlok. Widayanasa menegaskan, harus ada campur tangan pemerintah agar harga ikan tak anjlok gara-gara mengikuti mekanisme pasar.
BACA JUGA: Toko Tiongkok Dirazia, Tak Satu pun Jual Produk Indonesia
Karena itu HNSI Jembrana mendesak Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti merealisasikan janjinya saat berkunjung ke Jembrana beberapa waktu lalu. “Sudah kami sampaikan pada HNSI provinsi agar segera disampaikan ke pusat mengenai masalah yang dihadapi nelayan Jembrana,” terangnya.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat berkunjung ke Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan pada 10 Oktober 2018 berjanji akan membantu nelayan agar harga ikan tidak terlalu murah. Semestinya harga di atas Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu.
Menurut Susi, salah satu solusinya adalah memikirkan sistem pelelangan agar lebih baik dan mengundang lebih banyak pembeli. Tawaran solusi lainnya adalah membuat koperasi yang dikelola bersama oleh para nelayan agar bisa menjadi seperti Bulog yang fungsinya menjaga batas harga bawah.(rb/bas/mus/JPR)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Awas, Jangan Sampai HTI Masuk ke Bali
Redaktur : Tim Redaksi