jpnn.com, JAKARTA - Ikatan Keluarga Alumni STAN (IKANAS STAN) menggelar Halalbihalal di Gedung Nusantara, Kampus PKN STAN, Jurangmangu, Tangerang Selatan pada Sabtu (6/5).
Ketua Umum IKANAS STAN Heru Muara Sidik mengatakan acara halalbihalal ini merupakan momen bersilaturahmi bagi para alumni untuk sejenak kembali ke kampus dan mengingat memori semasa kuliah dulu.
BACA JUGA: Tingkatkan Omzet UMKM di Bandung, Sukarelawan Sandiaga Uno Hadirkan Stand Bazar Gratis
Melalui momen ini, kata dia, para alumni bernostalgia dengan pengalamannya masing-masing.
“Acara ini penting untuk meningkatkan kebersamaan untuk membangun IKANAS dan membangun negara ini menjadi lebih baik,” ungkap Heru di hadapan Alumni Ikanas lintas angkatan berjumlah sekitar 250 orang.
BACA JUGA: Forum Alumni STAN Gelar Baksos untuk Warga Bu Airin
Halalbihalal ini juga dilakukan secara daring dan diikuti oleh lebih dari 80 perwakilan alumni dari berbagai belahan dunia.
Dalam acara ini, Heru mengukuhkan dua Chapter baru dan siap berkontribusi untuk memajukan IKANAS. Yaitu Chapter DKI Jakarta dipimpin oleh Lusiana Herawati dan Chapter Depok dipimpin oleh Ade Dikdik Isnandar.
BACA JUGA: Edy Torana Jadi Promotor Acara Halalbihalal Akbar Alumni FH Unair Surabaya
Selain pengukuhan kedua Chapter tersebut, Heru juga memperkenalkan aplikasi inSTAN yang akan diluncurkan dalam beberapa minggu ke depan.
Dia berharap aplikasi ini dapat menjadi wadah untuk menampung berbagai kebutuhan alumni yang selama ini belum terakomodasi dengan baik.
Menurut Heru, digitalisasi seperti aplikasi inSTAN ini menjadi keharusan untuk menghadapi perkembangan zaman yang makin menuntut kecepatan dan keakuratan.
“Aplikasi inSTAN adalah solusi terbaik bagi seluruh angkatan untuk berkarya dan berkolaborasi dalam membangun IKANAS,” ujar Heru.
Dengan aplikasi ini, kata dia, hubungan antaralumni makin kuat dan dapat membangun jaringan yang lebih luas.
Selain itu, aplikasi inSTAN juga memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.
Sebagai alumni STAN yang peduli dengan kemajuan almamater, dia mendorong aplikasi inSTAN harus terus dikembangkan agar makin banyak alumni yang merasakan manfaatnya.
“Mari bergabung dan bersama-sama membangun IKANAS yang lebih kuat dan bermanfaat bagi kita semua melalui aplikasi inSTAN!” ujar Alumnus STAN tahun 1982 tersebut.
Sejalan dengan Heru, alumni lain yang saat ini berkiprah sebagai politikus dari Partai Golkar Mukhamad Misbakhun mengajak para alumni, khususnya yang masih berusia muda untuk selalu mengedepankan silaturahmi dalam berbagai hal.
Pria yang saat ini menjadi anggota DPR RI ini menekankan pentingnya silaturahmi dalam pengembangan karier dan lebih jauhnya untuk membangun negeri ini.
Untuk itu, Misbakhun berharap para adik alumni yang saat ini baru membangun karier bisa menerapkan ini sebaik mungkin.
“Ilmu yang paling utama itu adalah membangun jaringan dan jaringan itu cuma bisa dibentuk dengan bersilaturahmi. Kalau orang yang bersilaturahminya bagus, dia selamat,” kata anggota Komisi XI DPR RI itu.
Senada dengan Heru dan Misbakhun, mantan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Hadi Poernomo juga menekankan pentingnya silaturahmi bagi seluruh alumni STAN.
Hadi berharap adik-adiknya yang saat ini mampu menerapkan prinsip ini yang juga harus dibalut dengan istikamah yang baik dan konsisten.
“Saya hanya ingin adik-adik semua peduli melaksanakan apa yang memang harus dilaksanakan,” kata Hadi.
Lebih lanjut, Hadi menjelaskan Silaturahmi dan Istikamah merupakan dua yang cara yang bermanfaat tidak hanya bagi IKANAS STAN, tetapi juga bagi bangsa dan negara kita.
Untuk diketahui, IKANAS STAN memiliki anggota yang tersebar di berbagai kementerian dan lembaga di seluruh negeri ini.
Menurut Hadi, potensi besar ini bisa membantu menyelesaikan banyak permasalahan bangsa yang banyak seperti korupsi yang hingga saat ini masih menjadi momok besar yang sulit diberantas.
“Sekarang ini ramai bagaimana mencegah korupsi. Sederhana, pakai istikamah saja. Juga Silataturahmi,” kata Hadi.
Pada acara Halalbihalal IKANAS STAN 2023 kali ini juga diisi dengan penyaluran santunan kepada 1.264 anak yatim atau duafa yang tersebar pada 25 kota di seluruh Indonesia.(fri/jpnn)
Redaktur & Reporter : Friederich Batari