Ikawiga Gelar Buka Puasa Bersama dan Santuni 1.000 Anak Yatim dan Kaum Duafa

Sabtu, 06 April 2024 – 20:59 WIB
Ketua Ikatan Alumni Widyagama Malang (Ikawiga) Muhammad Supriyadi menggelar buka puasa bersama (bukber) dan memberikan santunan kepada 1.000 anak yatim-piatu, kaum duafa, dan pekerja sosial pada Sabtu (6/4/2024). Foto: Humas Ikawiga

jpnn.com, JAKARTA - Ikatan Alumni Widyagama Malang (Ikawiga) menggelar buka puasa bersama (bukber) dan memberikan santunan kepada 1.000 anak yatim-piatu, kaum duafa, dan pekerja sosial pada Sabtu (6/4/2024).

Kegiatan yang dilaksanakan bersama BRI Peduli ini didukung Grand Mercure Mirama Malang, memang rutin dihelat setiap tahunnya.

BACA JUGA: Semarakkan Ramadan, Relawan Massa Prabowo Gelar Tasyakuran dan Santuni Anak Yatim

“Bersyukur kepada Allah, pada Ramadan 1445 H ini, kami keluarga Ikawiga bersama BRI Peduli kembali gelar buka bersama dalam rangka silaturahmi dan santunan bersama adik-adik yatim-piatu, duafa, dan pekerja sosial,” ujar Ketua Ikawiga Muhammad Supriyadi.

“Santunan dan bingkisan kepada mereka tak lain sebagai bentuk kepedulian Ikawiga,” ujar Supriyadi.

BACA JUGA: Moorlife Buka Puasa Bersama 4.000 Anak Yatim, Ada yang Unik

Menurut dia, Ikawiga terus berupaya terlibat langsung dalam membantu mengurangi beban masyarakat.

“Ikawiga berkomitmen mendampingi dan menyantuni dalam bidang sosial dan kesejahteraan masyarakat, utamanya di Malang Raya,” kata dia.

BACA JUGA: TNI AL Gelar Bakti Sosial di Banyuwangi, Begini Harapan KSAL

Lebih lanjut, menurut Supriyadi, puasa adalah ibadah yang memiliki relasi vertikal dan horizontal.

Dalam kaidah Islam, kata dia, dikenal istilah hablun minallah wa hablun minannas. Puasa di satu sisi menjadi ibadah untuk memupuk ketaatan kepada Tuhan dan di sisi yang lain puasa juga memiliki prinsip egaliter dalam masyarakat.

“Puasa memiliki nilai moral dan tanggung jawab sosial. Zakat, infak, dan sedekah, misalnya, memiliki hikmah memberantas egoisme, kekikiran, dan mengentaskan kemiskinan. Oleh karena itu, agenda buka bersama dan santunan Ikawiga ini tak jauh dari prinsip tersebut,” ujar Supriyadi.

Puasa Ramadan, lanjut dia, juga menjadi penanda atas kepekaan sosial untuk membantu masyarakat sekeliling. Problem sosial dalam masyarakat, menjadi perhatian serius Ikawiga utamanya dalam hal menunjang angka kesejahteraan mereka.

“Puasa ini menjadi momentumnya," ucapnya.

Supriyadi mengatakan puasa Ramadan harusnya menjadi tobat sosial atas banyak hal selama ini yang tak memihak wong cilik.

Kasus seperti diskriminasi, perampasan hak, adu domba, dan sebagainya, harus menjadi koreksi bersama. Bagaimanapun, lanjutnya, puasa tidak sekadar menjadi ibadah ritual tahunan, tetapi juga ibadah sosial.

“Kami berharap, Ikawiga terus konsisten berkomitmen untuk membantu saudara kita yang membutuhkan, utamanya dalam bidang sosial dan kesejahteraan. Semoga ikhtiar ini menjadi ibadah untuk mendapatkan keberkahan dan menebar kebahagian untuk sesama," ujar Supriyadi.

Funding dan Transaction Manager BRI BO Malang Sinta Carolin, mengapresiasi acara santunan yang digelar Ikawiga.

Menurut Sinta, acara menunjukan komitmen dan kepedulian dari BRI dan Ikawiga untuk berperan aktif dalam kegiatan sosial di masyarakat.

“BRI mengapresiasi kegiatan yang digelar oleh Ikawiga. Kami berharap kegiatan ini dapat memberi manfaat dan dapat berlangsung secara berkelanjutan," ujar Sinta.(fri/jpnn)


Redaktur & Reporter : Friederich Batari

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler