jpnn.com, BALI - Menjalankan komitmen terhadap pelestarian lingkungan, Technoplast kembali berpartisipasi dalam Our Ocean Conference (OOC) 2018 dengan membagikan ribuan botol berbahan dasar plastik bukan sekali pakai.
Kegiatan diselenggarakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia pada 29 - 30 Oktober 2018 di Nusa Dua, Bali.
BACA JUGA: Jokowi Ingin OOC 2018 Bermanfaat bagi Kepentingan Nasional
OOC 2018 merupakan penyelenggaraan yang kelima kalinya dan pertama kalinya dilaksanakan di Asia, dan Indonesia menjadi tuan rumah pada tahun ini. Tahun depan akan dihelat di Norwegia.
OOC 2018 diikuti oleh multi-stakeholders yang terdiri dari pemerintah, LSM/NGO, sektor swasta, public figure, dan sebagainya. Dalam hal ini, Technoplast sebagai salah satu sektor swasta akan senantiasa turut mendukung berbagai komitmen pemerintah dalam hal kelautan yang dihasilkan dari pertemuan akbar ini.
Ilustrasi pabrik Technoplast. Foto: ridha/JPNN.com
Sampah plastik, menjadi salah satu persoalan negara berkembang yang tiada habisnya. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dengan turut mengajak pihak swasta untuk bersama menyelesaikan permasalahan sampah, di mana tidak dapat dipungkiri sektor swasta juga turut ambil bagian sebagai penghasil sampah.
BACA JUGA: Danone-Aqua Ajak Masyarakat Perangi Sampah Plastik
Dari hasil riset Universitas Udayana, Indonesia merupakan penyumbang sampah plastik terbesar nomer dua di dunia. Hasil riset yang dilakukan oleh peneliti dari Universitas Udayana dengan menggunakan teori CSIRO, bahwa 45 persen sampah adalah plastik lunak, 15 persen plastik keras dan lainnya, kayu, busa, baju dan lainnya.
Adapun kategori sampah plastik tersebut terbagi menjadi 3 (tiga), 40 persen merupakan plastik kemasan berlabel, 17 persen sedotan dan 15 persen plastik kresek.
BACA JUGA: 500 Karyawan Technoplast Berbagi Kehidupan
Menanggapi hal ini, GM Marcomm Technoplast Dewi Hendrati menyatakan, bahwa perusahaan Technoplast sebagai produsen plasticware bukan sekali pakai, serius dalam komitmen menjaga laut dari sampah plastik sekali pakai.
“Kami turut mengkampanyekan program pengurangan penggunaan plastik sekali pakai. Bagaimana caranya? Caranya dengan menumbuhkan kebiasaan penggunaan wadah plastik seperti botol minum dan tempat makan. Walaupun terlihat kecil ini sangat terasa dampaknya. Bayangkan saja, jika ingin minum saja kita harus membeli air minum dalam kemasan. Semakin banyak sampah plastik sekali pakai yang beredar dan tak jarang sampah itu berujung di sungai dan bermuara di laut lepas. Dengan menggunakan wadah plastik secara rutin, hal ini akan berdampak pada pengurangan sampah plastik sekali pakai di laut,” kata Dewi. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Simak Pesan Bu Susi Dalam Gerakan Pandu Laut Nusantara
Redaktur & Reporter : Rasyid Ridha