Banyak negara, misalnya, yang mengambil air dan hal ini menimbulkan perseteruan mengenai berapa banyak air yang harus diambil masing-masing negara. Karenanya, para peneliti menilai daur ulang air limbah dan buangan adalah sesuatu tak bisa lagi ditunda karena dunia sudah sangat kekurangan air.
Hal ini sejalan dengen pertumbuhan penduduk dunia tumbuh dengan cepat dan diperkirakan akan mencapai 9 miliar pada 2050. Sementara banyak usaha dilakukan untuk menjamin tersedianya cukup pangan namun ironisnya ketersediaan air mungkin tidak akan mencukupi.
"Miliaran orang saat ini tidak memiliki persediaan air yang cukup. Jumlah itu akan terus meningkat, ujarnya, kecuali ada sesuatu yang dilakukan segera," ujar Profesor Stanley Grant peneliti dari departemen teknik lingkungan di University of California seperti dilansir VOA (13/8).
Amerika sendiri mengalami kekeringan dan hal ini juga menimpa banyak daerah di dunia. Seiring makin panasnya planet Bumi, manusia memerlukan air segar lebih banyak. Karena jumlah penduduk makin besar, penggunaan air segar tersebut juga lebih tinggi.
Menurut Grant, perlu pergeseran paradigma yang telah dipegang selama bertahun-tahun, yakni mencoba mencari sumber air baru setiap saat. Pendekatan itu dinilai lemah karena lama-kelamaan sumber mata air akan habis dan air dari sungai semakin kering.
”Kita harus memiliki pendekatan baru yang meningkatkan produksi air yang telah ada,”tambahnya.
Banyak negara, misalnya, yang mengambil air dari Sungai Nil dan hal ini menimbulkan perseteruan mengenai berapa banyak air yang harus diambil masing-masing negara. Begitupula kondisi sungai Colorado AS dan Sungai Kuning di Tiongkok. Sungai-sungai besar ini telah dikuras sedemikian rupa sehingga mereka kering begitu sampai di wilayah delta.
Akibatnya, ekosistem-ekosistem penting yang bergantung pada sungai akan hancur dan penduduk di daerah hilir tidak akan mendapat air yang cukup. Terbatasnya persediaan air segar membuat daur ulang air limbah dan kotoran menjadi hal yang penting.
”Kita bisa menggunakan air limbah yang telah diolah untuk aktivitas-aktivitas yang tidak begitu memerlukan air berkualitas tinggi, seperti irigasi taman,” tukasnya.
Hal-hal tersebut sudah dilakukan di beberapa tempat. Di Singapura, pengolahan air limbah dilakukan untuk menyediakan air bagi industri. Di AS, emiliki fasilitas reklamasi air limbah. Hasilnya akan dialirkan ke kolam air tanah yang kemudian diektraksi dan dikembalikan ke persediaan air keran. Negara-negara lain juga harus melakukan hal yang sama dan masalahnya adalah meyakinkan negara-negara Barat bahwa air hasil olahan memiliki rasa yang enak. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengamuk di Pusat New York, Pria Stres Ditembak Mati
Redaktur : Tim Redaksi