jpnn.com, SURABAYA - Sebuah penjara mini teronggok di lorong lantai 2 gedung Sekolah Dasar (SD) Ciputra kemarin (15/1). Di dalam kotak jeruji besi berukuran 1 x 1 meter tersebut, ada dua siswa yang sedang menggunakan laptop. Di jeruji besi itu pula, tertempel ikon banyak media sosial. Mulai Twitter, Snapchat, YouTube, LINE, hingga TikTok.
''Kecanduan media sosial maupun online game bisa membuat pelajar bagai terpenjara. Banyak waktu yang terbuang di sana dan belajar pun kadang jadi malas,'' ucap Aurelia Mareta Koesno, anggota kelompok 10 dari kelas VI yang menciptakan penjara mini tersebut.
Dia dan kelompoknya ingin berbagi pengalaman dan wawasan kepada adik kelas maupun orang tua yang berkunjung bahwa media sosial sangat bahaya jika tidak dikontrol. Penjara mini tersebut merupakan salah satu karya sebagai tugas akhir mereka. Para siswa diminta membuat project dengan tema lingkungan dan media sosial.
Team leader kelas VI SD Ciputra Wijati menyatakan, project itu bertujuan menanamkan kreativitas dan kepedulian siswa terhadap masalah di lingkungan sekitar. Siswa dilatih menjelaskan masalah yang mereka lihat dalam bentuk visual. Siswa juga dilatih menyampaikan idenya, khususnya masalah dan solusi, kepada adik kelas dan para orang tua.
''Selain kreatif, yang kami harapkan adalah siswa bisa peduli dan merasa punya tanggung jawab menyelesaikan masalah di sekelilingnya. Bukan hanya sebagai penonton, tapi sebagai pelaku yang memberi solusi,'' tandasnya. (his/c14/any)
BACA JUGA: Jessie J Pamit dari Media Sosial
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mona Ratuliu Rajin Pantau Kegiatan Anak di Medsos
Redaktur : Tim Redaksi