I'M Institute Ingin Bentuk Generasi Milenial Antihoaks

Rabu, 17 Oktober 2018 – 15:29 WIB
Founder I'M Institute, Witjaksono ketika memberikan kuliah umum di Universitas Diponegoro. Foto: for JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengguna internet di Indonesia makin tinggi. Merujuk hasil riset Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2017, pengguna internet di Indonesia mencapai 143 juta dari total 262 juta penduduk.

Sayang, efek masifnya penggunaan internet memunculkan potensi informasi hoaks. Setahun belakangan ini, organisasi Indonesia Millenial Institute (I'M Institute) getol mengkampanyekan 'Perang Antihoaks'. Khususnya di kalangan millenial. Sejumlah program pun telah mereka jalankan dalam setahun belakangan ini. Terutama dalam mengedukasi seputar bahaya hoaks.

BACA JUGA: Dalami Kasus Augie Fantinus, Polisi Periksa Ahli ITE

"Tujuan besar I’M Institute adalah menciptakan generasi milenial yang berdikari membangun negeri. Namun saya menyadari, di samping tujuan besar itu. Kami juga harus peduli dengan kondisi yang dihadapi Indonesia saat ini, dan kami selalu ingin menjadi bagian solusi untuk kemajuan negeri ini," kata Founder I'M Institute, Witjaksono.

Dia mengatakan, hoaks menjadi salah satu penyakit yang membahayakan persatuan dan kesatuan Indonesia saat ini. Karena sadar atau tidak, dunia sekarang ini tidak bisa lepas dari internet. Makin tahun, intensitas penggunaannya meningkat.

BACA JUGA: Beredar Kabar Habib Umar Ditangkap, Ini Klarifikasi Polisi

Masyarakat semakin mudah mengakses informasi di seluruh penjuru dunia. "Di sinilah letak bahayanya. Jutaan informasi atau berita yang setiap hari masyarakat serap, tak sepenuhnya benar. Ada banyak yang miss, salah, atau hoaks. Tak sedikit begitu menerima pesan broadcast dari situs jejaring sosial, terkadang malas mengklarifikasi. Akibatnya ketika informasi itu hoaks, malah makin menyebar luas," ucap Witjaksono.

Nah, I'M Institute pun memilih kelompok milenial sebagai sasaran programnya. "Kami lihat survei APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet) 2017 kemarin. Dari 143 juta pengguna internet di Indonesia, 49 persennya berusia 15-34 tahun atau kategori milenial. Artinya, setengah pengguna internet didominasi mereka. Ini yang kemudian menjadi alasan I'M Institute terus gencar kampanye antihoaks di 34 provinsi, dan saya ingin para milenial menjadi generasi yang dapat memberikan dampak positif bagi Indonesia," kata Witjaksono.

BACA JUGA: Bursah Zarnubi: Hoaks Dapat Mengganggu Stabilitas Nasional

Dalam konteks ini, sambungnya, menjaga kesatuan bangsa dan negara melalui gerakan milenial antihoaks.

"Sederhana saja konsepnya, kami memberikan edukasi, meningkatkan budaya literasi terhadap media dan akses informasi di dunia digital. Kami yakin ketika makin banyak orang sadar pentingnya memilah informasi, jumlah 'agen' penyebar hoaks bisa berkurang," tuturnya.

Program dari I'M Institute variatif, sesuai dengan kebutuhan. Untuk pelajar SMP dan SMA, kampanye hoaks dikemas dengan pelatihan jurnalistik dan penggunaan media sosial. Ada juga lomba menulis.

Sementara untuk mahasiswa dan kelompok usia di atasnya, lewat program kuliah umum, bedah buku, FGD (Focus Group Discussion), dan aksi di lapangan.

"Output dari program yang kami gagas sederhana, bagaimana kualitas mereka dalam memverifikasi informasi bisa meningkat. Menjadi agen pengklarifikasi informasi," ucap Witjaksono.

Saat ini I'M Institute sudah terbentuk di 34 provinsi. Selanjutnya, simpul-simpul di kota/kabupaten akan diperbanyak.

"Gerakan I'M Institute ini harus semakin masif. Sebagai anak bangsa, kami punya tanggung jawab moril membantu pemerintah memerangi hoks. Apalagi tahun depan kita dihadapkan pada hajat yang sangat besar, Pemilu 2019. Tantangan makin berat. Sekarang pun sudah bisa dirasakan bagaimana sengitnya pertempuran di dunia maya," katanya.

"I'M Institute harus punya andil bagaimana ikut menjaga pemilu yang kondusif. Lewat kader dan relawan, insyaallah kami akan sekuat tenaga membantu memberantas hoaks. Tentunya lewat upaya mitigasi (pencegahan). Hoaks tak ubahnya seperti bencana gempa. Tepatnya gempa digital," pungkas Witjaksono. (adk/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mabes Polri: Ribuan Hoaks Muncul setiap Hari


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
antihoaks   hoaks  

Terpopuler