IMF Puji Perekonomian Indonesia

Selasa, 10 Juli 2012 – 01:24 WIB

JAKARTA - Dana Moneter Internasional atau biasa disebut IMF (Internasional Monetary Fund) memuji perekonomian Indonesia yang dinilai solid dan menjanjikan bagi masuknya investasi. Namun begitu, Wakil Presiden Boediono tetap meminta semua pihak untuk mewaspadai ancaman krisis finansial global yang belum juga teratasi hingga saat ini.
                
Managing Director International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde dalam pertemuannya dengan Wapres Boediono, Senin (9/7), mengaku terkesan dengan kestabilan ekonomi dan moneter di Indonesia. Dalam kesempatan itu, Lagarde memuji perekonomian Indonesia yang dianggapnya memiliki modal kuat untuk mampu melewati krisis global. "Pertumbuhan dan inflasi yang terjadi di Indonesia saya kira sangat solid dan menjanjikan," ujarnya di Kantor Wakil Presiden.

Kunjungan Lagarde ke Istana Wakil Presiden adalah kunjungan yang kedua kalinya. Kunjungan pertama dilakukannya pada bulan Februari 2011 lalu, ketika ia menjabat sebagai Menteri Keuangan Perancis.

Saat bertemu Wapres, Lagarde yang ditemani Kepala Perwakilan IMF untuk Indonesia Milan Zavadjil tak lupa membahas dengan Wapres mengenai krisis yang sedang terjadi di Eropa,"Semoga krisis yang tengah melanda dunia saat ini tidak akan mengguncang perekonomian Indonesia," ungkapnya.

Sementara itu, Wapres Boediono meminta agar semua pihak bisa memahami situasi ekonomi dunia yang sedang melambat. Pada 2008, ketika terjadi krisis besar, perbaikannya terjadi dalam waktu kurang dari satu tahun.

Saat ini, krisis yang terjadi memang tidak sebesar 2008, namun situasi gamang yang berjalan negatif terus menerus dalam jangka panjang. "Semua negara mengalami kelambatan termasuk raksasa seperti Tiongkok. Timur Tengah sedang dilanda perang, India dan Brazil bermasalah, Amerika mandek. Namun sampai saat ini Indonesia masih selamat," bangganya.
           
Krisis Eropa yang terjadi, menurut Wapres, sudah melangkah ke krisis politik karena berbagai jalan keluar tak didukung oleh keputusan politik secara bulat. Ada ketidaksambungan antara politik dan ekonomi.

Karena itu, Wapres meminta agar semua pihak terus mewaspadai bahwa krisis masih akan berlanjut terus. "Ini akan memberi dampak pada penurunan ekspor seperti yang terjadi sekarang, bukan cuma migas, tapi ekspor non-migas juga mulai mengalami penurunan," kata Wapres

Pemahaman dan perspektif mengenai perekonomian dunia ini, kata Wapres, juga harus dimiliki oleh setiap pemimpin daerah. "Kita harus menyiapkan stamina, menyiapkan program-program bila ini semua terjadi berkepanjangan. Jangan sampai stamina kita habis mengurusi pilkada. Bupati dan Walikota silahkan mencari potensi ekonomi daerah yang bisa dimaksimalkan. Sisir lagi prioritas. Lakukan penghematan pada pengeluaran rutin, arahkan pada program-program yang meningkatkan ketahanan, perluasan potensi ekonomi dan infrastruktur," sarannya.
          
Ia mengakui bahwa Indonesia sedapat mungkin akan bersikap waspada terhadap krisis yang terjadi dan potensi imbasnya ke perekonomian dalam negeri. Di sisi lain, pihaknya yakin Indonesia akan mampu melewatinya karena masih memiliki banyak potensi pertumbuhan yang dapat dikembangkan, antara lain di sektor logistik dan infrastruktur.

Sayangnya dalam bidang yang terakhir ini, banyak proyek yang buntu di tengah jalan. "Masalahnya tidak hanya pada pembiayaan tapi juga karena kurangnya koordinasi atau regulasi yang tumpang tindih," tukasnya.
              
Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) ini menegaskan bahwa pemerintah berkomitmen terus meningkatkan pembangunan infrastruktur dan menurunkan biaya logistik yabg masih tinggi. Prioritas pembangunan infrastrukturnya akan bergantung pada lokasi,

"Misalnya di pulau Jawa kami sedang menyelesaikan rel kereta ganda, yang akan selesai pada tahun 2014. Kami percaya dengan selesainya proyek ini akan menurunkan biaya logistik di pulau Jawa," katanya.
            
Ia menekankan bahwa biaya logistik yang tinggi adalah penyebab dari inefisiensi ekonomi yang terjadi saat ini. Bidang lain yang menjadi fokus pemerintah saat ini adalah transportasi laut. Sebab kondisi geografis Indonesia yang dipisahkan oleh banyak laut dan selat akan bisa diatasi dengan membangun infrastruktur pelabuhan laut yang memadai.

"Kami akan mengoptimalkan transportasi laut untuk menghubungkan koridor wilayah timur dan barat Indonesia. Ini pun dapat pada akhirnya menekan biaya logistik," jelasnya. (wir/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pacu Kerjasama RI-Jerman, Kirim 3000 Dosen


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler