Impor Tong Sampah Jerman, Ini Penjelasan Anak Buah Anies

Senin, 04 Juni 2018 – 08:30 WIB
Tempat sampah berkapasitas 660 liter produksi perusahaan Jerman, Weber. Foto: www.w-weber.com

jpnn.com, JAKARTA - Pembelian 2.640 tong sampah buatan Jerman seharga miliaran rupiah oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, tengah menuai sorotan masyarakat.

Tak ingin menjadi polemik berkepanjangan, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji buru-buru mengklarifikasi.

BACA JUGA: Harga Daging Ayam Naik di Pasar Induk Kramatjati

Anak buah Gubernur Anies Baswedan itu mengatakan, tong-tong tersebut adalah bagian dari modernisasi pengumpulan sampah di Jakarta agar sejajar dengan kota-kota maju.

"Ilustrasinya satu orang di Jakarta rata-rata menghasilkan 2-3 liter sampah per hari. Satu tong sampah jenis ini dapat menampung sampah yang dihasilkan kira-kira 330 orang atau setara 70 Kepala keluarga. Ketika jadwal pengangkutan garbage bin, petugas dapat mendorong bin beroda ini ke lokasi truk compactor dan mengaitkan ke kait hidroliknya, maka sampah akan terangkat ke dalam truk compactor. Persis seperti di negara-negara maju," ujar Adji dalam keterangan tertulisnya, Minggu (3/6).

BACA JUGA: Anies Patok Target Rp 300 Miliar untuk Bazis DKI

Adji mengaku, saat ini sedang memangkas tahapan pengumpulan sampah secara tradisional. Kini, untuk jalur pengumpulan sampah yang sudah dilalui truk sampah jenis compactor atau truk sampah tertutup yang dilengkapi mesin press sampah, maka lokasi-lokasi tersebut akan disediakan tong sampah 660 liter made in Jerman ini.

Di sisi lain, ada juga jalur pengumpulan sampah yang masih menggunakan gerobak atau gerobak motor. Di jalur tersebut, tong sampah beroda 660 liter diletakkan di TPS.

BACA JUGA: Anies Baswedan Keluarkan Zakat Rp 75 Juta

"Lokasi-lokasi permukiman padat yang jalannya sempit dan tidak dapat dilayani oleh truk compactor atau truk besar lainnya, maka sampah dari rumah-rumah di lokasi tersebut dikumpulkan oleh petugas gerobak motor ataupun tukang gerobak ke TPS," kata Adji.

Adji mengungkapkan selama ini sampah di TPS di dumping secara terbuka. Nantinya, sampah-sampah di TPS akan diwadahi di garbage bin, sehingga tertutup untuk menghindari bau yang menyebar, berkembangbiaknya lalat, dan binatang vektor penyakit lainnya.

"Tahun ini, ibu kota juga menjadi tuan rumah Asian Games, sesuai pesan Pak Gubernur dan Pak Wagub, kita harus menjadi tuan rumah yang baik dan kita harus menorehkan catatan sejarah, salah satunya yang menjadi fokus kami di DLH ada memodernisasi dan meningkatan layanan pengelolaan sampah," paparnya.

Pengamat dari Center Budget Analysis (CBA), Uchok Sky Khadafi, berharap pemprov lebih bijak dalam membelanjakan anggaran. Termasuk dalam membeli tong sampah.

Menurut dia, sebaiknya dipilih yang harganya lebih murah, tapi dengan kualitas yang tidak kalah bagus dengan buatan Jerman. “Intinya penggunaan anggaran harus sebaik mungkin dan jangan sampai terjadi pemborosan,” katanya.

Sebelumnya diberitakan, informasi tentang tong sampah yang ramai dibahas ini berasal dari screenshot situs e-Katalog LKPP.

Tong sampah yang dimaksud adalah garbage bin beroda dengan kapasitas 660 liter merek Weber. Di situ tertulis pengadaan tong sampah sebanyak 2.640 buah dengan harga satuan USD 253,62 atau Rp 3.599.250,04. Ada pula ongkos kirim sebesar USD 5.581 atau Rp 79.205.552. (ibl)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Respons Sandi soal Surat Permintaan THR Berkop Sudin LH


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler