In Memoriam: Chacha Sherly, Trio Macan dan Iwak Peyek

Oleh Damarhuda*

Rabu, 06 Januari 2021 – 07:07 WIB
Mantan personel Trio Macan almarhumah Chacha Sherly. Foto: Instagram/chacha.sherly

jpnn.com - SUATU hari pada awal 2012 ponsel saya berbunyi karena ada telepon dari teman saya.

"Mas, aku ke Surabaya ya, cari lagu untuk Trio Macan," ujar Agi Sugianto, manajer Trio Macan melalui ponsel.

BACA JUGA: Begini Sosok Chacha Sherly di Mata Produser Trio Macan

Saya mengenal Agi di Jakarta pada periode 1990-2000. Saat itu saya masih reporter Nyata, sebuah tabloid hiburan di bawah bendera Jawa Pos Group, sedangkan Agi merupakan wartawan harian Warta Kota milik Kompas Gramedia.

Praktis, kami sering bareng meliput acara-acara hiburan di Jakarta.

BACA JUGA: Firasat Sahabat Sebelum Chacha Sherly Meninggal

Namun hari itu, Agi datang sebagai manajer Trio Macan. Kami sepakat bertemu di studio Arek Band, Tiang Api Studio, Lingkar Timur, Sidoarjo.

Agi ternyata tak sendiri. Ia datang mengajak tiga cewek. Belakangan kami ketahui ketiganya adalah personel Trio Macan.

BACA JUGA: Chacha Sherly Meninggal, Mbah Mijan: Selamat Jalan Orang Baik

Salah satu di antara tiga cewek itu adalah Yuselly Agus Stevi alias Cacha Sherly yang meninggal dalam kecelakaan di Tol Semarang - Solo KM 428, Senin (4/1) lalu.

Kala itu Agi menuturkan bahwa pamor Trio Macan pada 2012 sedang jatuh. Show cenderung sepi. Hampir semua stasiun TV menolak mereka karena Trio Macan menyandang citra buruk tentang goyangannya yang seronok.

Pada periode itu, Inul dengan goyang ngebor-nya sedang naik daun. Goyangannya juga jadi polemik di masyarakat.

Namun Agi ingin mengubah citra Trio Macan yang kadung dicap seronok. Untuk itu, ia perlu lagu. Belakangan memang tidak ada lagu yang meledak dari Trio Macan.

Saat diskusi di ruang studio rekaman Arek Band itulah kami menjelaskan kepada Agi bahwa di Jatim sedang heboh lagu Iwak Peyek.

Awalnya lagu ini adalah yel-yel yang biasa dinyanyikan Bonek saat mendukung Persebaya berlaga di kandang sendiri ataupun lawan. Yel-yel itu ciptaan Almarhum Abah Imron.

Kebetulan saat itu saya sebagai manajer Arek Band, sebuah band di Surabaya yang khusus memainkan lagu-lagu penyemangat Bonek dan Persebaya dalam lirik Jawa logat Suroboyoan. Di stadion, yel-yel itu dipopulerkan Hamin Gimbal dan Okto Tyson yang dikenal sebagai duo dirigen Bonek.

Nah, dari yel-yel yang sudah top di kalangan Bonek itulah akhirnya kami membuatnya menjadi lagu utuh. Ada intro, refrein, interlud dan koda atau penutup lagu. Iramanya pop rock Jawa Suroboyoan.

Lagu Iwak Peyek versi band pertama yang dibawakan Arek Band itu disambut meriah kalangan Bonek. Tiap Arek Band konser di hadapan Bonek, lagu itu menjadi kor. Penonton ikut bernyanyi dan berjingkrak-jingkrak.

Iwak Peyek lebih booming lagi sejak Cak Sodiq membawakannya dalam versi dangdut koplo bareng OM Monata. Kini Cak Sodiq mendirikan OM New Monata.

Cak Sodiq mengubah lirik lagunya menjadi begini: ".. .Iwak peyek, iwak peyek sego jagung// sampek tuwek sampek elek Cak Sodiq elek..."

Keping VCD bajakan versi dangdut koplo Cak Sodiq merajai lapak-lapak penjualan video cakram padat di Jatim. Selain Cak Sodiq memang lucu, pesonanya di panggung dangdut membuat lagu Iwak Peyek versi koplo itu meledak di pasaran.

Versi selanjutnya datang dari Eny Sagita. Penyanyi asal Pace, Nganjuk itu, meramu Iwak Peyek ala campursari dengan musik remix jaranan.

Namun, lirik versi Eny berbeda dibanding ala Cak Sodiq. Liriknya dibuah menjadi; "...Iwak peyek, iwak peyek sego tiwul/ sampek tuwek sampek elek Sagita mentul..."

Tuah Iwak Peyek berlanjut. VCD lagu Iwak Peyek versi Eny Sagita juga meledak.

Mendengar cerita itu, Agi tertarik. Kami lantas menwarkan bagaimana kalau lagu Iwak Peyek  dibuat versi bahasa Indonesia untuk Trio Macan.

Yes, Agi mau dan mau banget.

Malam itu, Agi dan Trio Macan balik ke Jakarta, sedangkan kami ke Surabaya menemui Abah Imron. Kami menjelaskan kronologi Iwak Peyek yang akan 'diboyong' ke Jakarta.

Alhamdulillah, Abah Imron, sebagai pencipta Iwak Peyek asli, versi yel-yel Persebaya, setuju.

Oke, pekerjaan kami bikin lirik Iwak Peyek versi Indonesia. Namun bagaimana?

Kami menganalisis dan melakukan diskusi serius. Saat itu yang sedang trendi ialah memasukkan nama penyanyi ke dalam lirik lagu.

Inspirasinya dari nama Cak Sodiq dan Sagita yang masuk dalam lirik Iwak Peyek versi mereka masing-masing. Selain itu ada juga juga lagu Ngebor milik Inul Dararista.

Nama Inul juga masuk dalam lirik lagu itu. Begini liriknya: "...bagi yang kurang berkenan/ melihat Inul bergoyang/ jangan marah/ ma'afkanlah…"

Ada ide. Malam itu saya menulis lirik Iwak Peyek versi bahasa Indonesia dengan memasukkan nama Trio Macan.

Jadilah begini: "...iwak peyek, iwak peyek sego jagung/ sampek tuwek sampek elek Trio Macan disanjung..."

Saat Agi dan Trio Macan mendarat di Jakarta, kami sudah mengiriminya email berisi lirik Iwak Peyek dalam bahasa Indonesia. Esoknya, Trio Macan take vocal di Jakarta.

Sejarah kemudian mencatat Iwak Peyek versi Trio Macan juga meledak. Di program Opera Van Java, Sule dan Andre menirukan goyang Iwak Peyek versi Trio Macan.

Sejak itu, Trio Macan, berkibar kembali. Dandanan mereka sudah berubah alias tak seronok.

Trio Macan tampil dengan gaun mewah dan ala diva. Sejumlah TV yang dulu menolak Trio Macan, belakangan berlomba meminta jadwalnya untuk mengisi program live dangdut.

Berbagai tawaran pun menghampiri Trio Macan. Ada tawaran untuk menjadi bintang tamu, talk show, dan banyak lagi.

Tahun 2013, Iwak Peyek versi Trio Macan masuk nominasi Anugerah Musik Indonesia (AMI) Award untuk kategori Penata Musik Terbaik.

Agi lantas mengembangkan Trio Macan melalui film. Namun kami sudah tidak ikut.

Kini Agi menjadi owner Trio Macan. Pria asal Boyolali itu sudah mematenkan nama Trio Macan.

Pada Selasa (5/1) malam, saya mengirim WhatsApp lagi ke nomor Agi. Pesan saya pun dibalas. "Iya, ChaCha yang meninggal, yang dulu nyanyi Iwak Peyek," kata Agi.

Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Selamat jalan, ChaCha. Semoga husnulkhatimah.

"...Iwak peyek, iwak peyek, sego padang / sampek tuwek, sampek elek, ChaCha tetep dikenang...".(jpnn)

 

*Penulis adalah wartawan senior yang kini tinggal di Surabaya

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler