Terkait itu, para peneliti telah mengkaji data–data BMI, presentase kadar lemak, lingkar pingggang, dan rasio ukuran pinggang-tinggi badan dari 12.294 pria dan wanita. Setelah itu, hasil semua elemen tersebut dikalkulasi dan seberapa jauh kaitannya dengan sindroma metabolik.
Kesimpulannya, BMI dan presentase lemak tubuh merupakan prediktor terbaik untuk kenaikan tekanan darah tinggi. Sementara ukuran lingkar pinggang dan rasio ukuran pinggang-tinggi badan dapat memprediksi peningkatan gula darah puasa dan pengikisan HDL (kolesterol baik). Presentase lemak tubuh juga cukup akurat untuk memprediksi peningkatan LDL (kolesterol jahat).
Akan tetapi, dari semua alat ukur tersebut (presentasi lemak, ukuran pinggang, serta rasio ukuran pinggang-tinggi tubuh), BMI mampu menjadi prediktor tunggal yang mampu memprediksi semua faktor risiko tersebut. “Jika BMI menunjukkan lebih dari 25, maka anda harus waspada (untuk peningkatan tekanan darah, penurunan HDL, dan peningkatan LDL),” ujar peneliti senior Andrew G. Rundle dari Universitas Colombia. (NYT/mas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Artis-artis Saji Dorong Patenkan Jamu Temulawak
Redaktur : Tim Redaksi